- 1 dari 13 orang di dunia saat ini memiliki sebuah akun Facebook. Lebih dari separuhnya log in setiap hari.
- 2% dari seluruh pencarian di Google tahun 2010 lalu mengandung kata Facebook.
- 4 Februari 2004 adalah tanggal ketika Mark Zuckerberg meluncurkan Facebook kala di masih menjadi mahasiswa di Universitas Harvard.
- Rata-rata 8 friend request dikirimkan oleh seorang pengguna Facebook tiap bulan.
- Mark Zuckerberg memiliki 24% saham di Facebook. Salah satu pemilik saham yang lain adalah Microsoft dengan jumlah 1,3%.
- 25% perusahaan dilaporkan menolak pelamar setelah menyelidiki profil Facebook mereka.
- 27% user Facebook tidak menampilkan status relasi mereka
- 42% pria dan 63% wanita mengaku memakai Facebook untuk mencari mantan kekasih.
- Facebook diterjemahkan dalam 76 bahasa.
- Pengguna Facebook tertua berumur 104 tahun. dia adalah Lilian Lowe yang berasal dari Wales.
- Rata-rata pengguna Facebook punya 130 teman.
- Facebook mempekerjakan 1700 karyawan di 12 negara.
- Sebanyak 66.168 foto ditag di Facebook setiap menit.
- 2.176.000 pesan privat dikirim via Facebook setiap 20 menit.
- 35 juta orang mengubah status Facebooknya setiap hari.
- 38 juta user Facebook mengunjungi halaman ‘Texas HoldEm Poker’ setiap bulan.
- Facebook diestimasi bernilai 32 miliar poundsterling.
- Sekitar 400 juta orang “login” ke facebook mereka sedikitnya sekali dalam sebulan. 50% dari mereka bahkan setiap hari login ke facebook.
- Facebook merupakan sensasi international, 70% penggunanya hidup di luar Amerika Serikat, sedangkan facebook sendiri memiliki lebih dari 70 pilihan bahasa.
- Setengah dari penduduk Denmark memiliki facebook account yang aktif. (sekitar 2.421.380 orang dari 5.484.723 total penduduk).
- Facebook menempati urutan kedua traffic website terbesar, setelah google di urutan pertama. youtube diposisi 3, sedangkan twitter peringkat 11, dan myspace di urutan 19.
- Di tahun 2006, Yahoo pernah menawarkan kepada Zuckerberg, $1 Juta untuk saham facebook tapi di tolak. Tahun 2009, facebook dibandrol dengan harga $4 Juta, sedangkan hari ini diperkirakan harganya sekitar $7.9 – $11 juta.
- Pages Michael Jackson difacebook berada di urutan pertama yang paling dikunjungi.di urutan kedua, Homer Simpson, page facebook sendiri diurutan ke-3, kemudian Barrack Obama di posisi ke-4 dan Starbucks Coffee diurutan 5.
- Total Jumlah waktu bulanan yang telah dihabiskan semua user facebook adalah : 8,3 milyar jam.
- Di Inggris dan Amerika rata-rata pengguna Facebook berusia 31 tahun, namun dinegara seperti India, Filipina, dan Indonesia rata-rata usia 20 tahunan.
- Rata-rata pengguna Facebook di Indonesia adalah 23 tahun. Negara berkembang lainnya seperti Filipina, India, dan Afrika Selatan sedikit lebih tua yakni 25 tahun.
- Indonesia menempati rangking kedua jumlah pengguna Facebook di seluruh dunia dengan lebih dari 35 juta pengguna
- 48% dari pemuda berusia 18 sampai 34 tahun mengecheck Facebook ketika bangun tidur.
- 28% mengecheck Facebook dengan smart phones sebelum bangun dari tempat tidur.
Jumat, 29 Juni 2012
29 fakta tentang facebook
Kamis, 21 Juni 2012
5 alasan anda harus minum air mineral versi firman sebayang
- Air putih sudah tak diragukan lagi manfaatnya bagi kesehatan. Tapi apa yang menjadikan minuman yang satu ini begitu penting? Menurut Beth Reardon, direktur bidang nutrisi untuk Duke Integrative Medicine, air dapat mendorong kinerja dasar tubuh.
"Semua sistem dalam tubuh membutuhkan air untuk berfungsi dengan baik, dan begitu juga dengan 90 persen reaksi kimia dalam tubuh," ujar Reardon.
Oleh karena itu ada baiknya bila Anda mengetahui lima alasan mengapa Anda harus rutin minum air mineral. Seperti yang dikutip dari Caring, ini dia lima alasan tersebut.
1. Mengurangi Stres
Minum air mineral sepanjang hari dapat mengurangi gejala stres seperti sakit kepala, otot tegang, pusing, jantung berdebar, dan menurunnya energi. Kekurangan cairan atau dehidrasi justru akan meningkatkan kadar kortisol --hormon stres. Air tidak akan menghilangkan stres Anda, namun bisa membuat Anda lebih berenergi, membuat napas jadi lebih lambat dan mengurangi ketegangan pada jantung.
2. Menurunkan Berat Badan
Dalam penelitian tahun 2010 pada orang dewasa berusia 55 hingga 75 tahun yang rutin minum 8 gelas air sebelum makan bisa menurunkan berat badan hampir empat kilogram dalam 12 minggu. Menurut peneliti dari Virginia, Amerika, air memiliki sifat yang mengenyangkan, maka Anda tak perlu makan terlalu banyak.
3. Jarang Sakit
Air membuat selaput lendir Anda dalam kondisi terbaiknya. Selaput ini merupakan sistem pertahan alami tubuh untuk mencegah kuman seperti flu dan pilek masuk ke dalam tubuh. Ketika selaput tersebut kering, otomatis kuman dan bakteri akan lebih mudah menembus nofasoring, tempat bertemunya saluran hidung dan mulut.
4. Mengatur Tekanan Darah
Pada 2010, Palang Merah Amerika menemukan, ketika seseorang meminum 16 ons air sebelum mendonorkan darahnya, terdapat penurunan 20 persen pendonor yang pingsan. Air mineral mengaktifkan saraf parasimpatik --sistem tubuh yang membuat Anda lebih waspada-- dan juga meningkatkan tekanan darah serta energi.
5. Membuat Lebih Nyaman
"Termostat internal bekerja lebih baik ketika Anda terhidrasi dengan baik. Air mengatur suhu tubuh," ujar Reardon lagi. Meminum air dingin pada cuaca dingin atau air panas pada cuaca panas, tetap bisa membantu tubuh menyesuaikan suhu di sekitarnya. Hal ini karena adanya persarafan pusat (hypothalamus di otak) yang mengatur dengan baik.
"Semua sistem dalam tubuh membutuhkan air untuk berfungsi dengan baik, dan begitu juga dengan 90 persen reaksi kimia dalam tubuh," ujar Reardon.
Oleh karena itu ada baiknya bila Anda mengetahui lima alasan mengapa Anda harus rutin minum air mineral. Seperti yang dikutip dari Caring, ini dia lima alasan tersebut.
1. Mengurangi Stres
Minum air mineral sepanjang hari dapat mengurangi gejala stres seperti sakit kepala, otot tegang, pusing, jantung berdebar, dan menurunnya energi. Kekurangan cairan atau dehidrasi justru akan meningkatkan kadar kortisol --hormon stres. Air tidak akan menghilangkan stres Anda, namun bisa membuat Anda lebih berenergi, membuat napas jadi lebih lambat dan mengurangi ketegangan pada jantung.
2. Menurunkan Berat Badan
Dalam penelitian tahun 2010 pada orang dewasa berusia 55 hingga 75 tahun yang rutin minum 8 gelas air sebelum makan bisa menurunkan berat badan hampir empat kilogram dalam 12 minggu. Menurut peneliti dari Virginia, Amerika, air memiliki sifat yang mengenyangkan, maka Anda tak perlu makan terlalu banyak.
3. Jarang Sakit
Air membuat selaput lendir Anda dalam kondisi terbaiknya. Selaput ini merupakan sistem pertahan alami tubuh untuk mencegah kuman seperti flu dan pilek masuk ke dalam tubuh. Ketika selaput tersebut kering, otomatis kuman dan bakteri akan lebih mudah menembus nofasoring, tempat bertemunya saluran hidung dan mulut.
4. Mengatur Tekanan Darah
Pada 2010, Palang Merah Amerika menemukan, ketika seseorang meminum 16 ons air sebelum mendonorkan darahnya, terdapat penurunan 20 persen pendonor yang pingsan. Air mineral mengaktifkan saraf parasimpatik --sistem tubuh yang membuat Anda lebih waspada-- dan juga meningkatkan tekanan darah serta energi.
5. Membuat Lebih Nyaman
"Termostat internal bekerja lebih baik ketika Anda terhidrasi dengan baik. Air mengatur suhu tubuh," ujar Reardon lagi. Meminum air dingin pada cuaca dingin atau air panas pada cuaca panas, tetap bisa membantu tubuh menyesuaikan suhu di sekitarnya. Hal ini karena adanya persarafan pusat (hypothalamus di otak) yang mengatur dengan baik.
Rabu, 20 Juni 2012
Empat tanda cinta anda terbalas dari gebetan versi firman sebayang
Saat kita tengah menjajaki hubungan percintaan, pertanyaan besar yang muncul adalah, "Apakah dia memiliki rasa cinta yang sama?" Kadang kala pertanyaan ini bisa membuat kita pusing tujuh keliling.
Tetapi menurut Greg Hartley, mantan penyidik dari satuan khusus di Amerika Serikat yang juga penulis buku I Can Read You Like a Book: How to Spot the Message and Emotions People Are Really Sending With Their Body Language, bahasa tubuh, kontak mata, dan sentuhan, bisa menjadi petunjuk yang lebih mudah bagi kita. Hartley membantu kita membaca empat tanda yang harus kita temukan saat kencan, untuk mengetahui apakah si dia bisa menjadi kekasih hati kita.
Tanda 1: Perhatikan jarak yang diciptakan
"Pertama dan paling utama, lihat bagaimana dia menciptakan jarak ketika berbicara kepada kita," ujar Hartley. Jadi, jika pada saat kencan lawan bicara kita tidak merasa nyaman untuk berbicara dengan jarak yang dekat, itu bisa menjadi pertanda bahwa dia tidak berpikir hubungan yang lebih intim. Tetapi jika yang terjadi sebaliknya, maka itu menunjukkan dia tak hanya ingin mengenal kita sebagai teman.
Tanda 2: Perhatikan nada suaranya
Jika teman kencan kita berbicara dengan nada lembut, menurut Hartley itu adalah pertanda baik. "Karena dia ingin hanya kita yang mendengar perkataannya. Terlebih jika dia mau berbagi rahasia, itu artinya dia sudah mulai nyaman."
Lalu bagaimana sebaiknya kita merespons situasi tersebut? Hartley menyarankan agar kita tetap tenang, "Jangan langsung menunjukkan kita di atas angin. Karena kadang-kadang akan lebih baik membuat laki-laki penasaran apakah kita memiliki rasa yang sama dengan dirinya."
Tanda 3: Perhatikan bagaimana postur tubuhnya ketika berbicara
Maskulinitas membentuk bahasa tubuh sendiri, yaitu jalan dengan tegap, bahu terbuka dengan dagu yang tegak lurus, agar berhasil menciptakan kesan gagah. Tetapi ini hanya terjadi jika mereka tengah berada di antara laki-laki.
Ketika berhadapan dengan perempuan, terutama perempuan yang sedang menarik perhatiannya, laki-laki akan sedikit membungkukkan badannya sehingga posturnya terlihat seperti sedikit melingkar. Hartley mengartikan ini sebagai sinyal dari laki-laki untuk memberikan perlindungan pada perempuan yang diajak berbicara. Bahu yang sedikit condong akan menciptakan jarak yang dekat pada lawan bicara, sekaligus memberikan kesan melindungi. "Ini adalah tanda positif bahwa dia benar-benar nyaman dengan Anda."
Tanda 4: Selalu melakukan kontak mata
Jika teman kencan kita selalu memberikan tatapan yang teduh setiap kali melihat kita, maka itu adalah pertanda baik. "Itu artinya,dia benar-benar terpesona dengan Anda dan siap masuk ke level yang lebih serius. Jadi, berikanlah sedikit senyum untuk membahagiakannya," Hartley menyarankan.
Karena kita yang memiliki kemampuan untuk membaca pertanda, maka keputusan ada di tangan kita. Pilihlah, apakah teman kencan kita tersebut layak dipilih sebagai kekasih hati atau tidak. Lengkapi pertanda ini dengan kata hati kita agar pilihan terbaik yang kita dapat.
Tetapi menurut Greg Hartley, mantan penyidik dari satuan khusus di Amerika Serikat yang juga penulis buku I Can Read You Like a Book: How to Spot the Message and Emotions People Are Really Sending With Their Body Language, bahasa tubuh, kontak mata, dan sentuhan, bisa menjadi petunjuk yang lebih mudah bagi kita. Hartley membantu kita membaca empat tanda yang harus kita temukan saat kencan, untuk mengetahui apakah si dia bisa menjadi kekasih hati kita.
Tanda 1: Perhatikan jarak yang diciptakan
"Pertama dan paling utama, lihat bagaimana dia menciptakan jarak ketika berbicara kepada kita," ujar Hartley. Jadi, jika pada saat kencan lawan bicara kita tidak merasa nyaman untuk berbicara dengan jarak yang dekat, itu bisa menjadi pertanda bahwa dia tidak berpikir hubungan yang lebih intim. Tetapi jika yang terjadi sebaliknya, maka itu menunjukkan dia tak hanya ingin mengenal kita sebagai teman.
Tanda 2: Perhatikan nada suaranya
Jika teman kencan kita berbicara dengan nada lembut, menurut Hartley itu adalah pertanda baik. "Karena dia ingin hanya kita yang mendengar perkataannya. Terlebih jika dia mau berbagi rahasia, itu artinya dia sudah mulai nyaman."
Lalu bagaimana sebaiknya kita merespons situasi tersebut? Hartley menyarankan agar kita tetap tenang, "Jangan langsung menunjukkan kita di atas angin. Karena kadang-kadang akan lebih baik membuat laki-laki penasaran apakah kita memiliki rasa yang sama dengan dirinya."
Tanda 3: Perhatikan bagaimana postur tubuhnya ketika berbicara
Maskulinitas membentuk bahasa tubuh sendiri, yaitu jalan dengan tegap, bahu terbuka dengan dagu yang tegak lurus, agar berhasil menciptakan kesan gagah. Tetapi ini hanya terjadi jika mereka tengah berada di antara laki-laki.
Ketika berhadapan dengan perempuan, terutama perempuan yang sedang menarik perhatiannya, laki-laki akan sedikit membungkukkan badannya sehingga posturnya terlihat seperti sedikit melingkar. Hartley mengartikan ini sebagai sinyal dari laki-laki untuk memberikan perlindungan pada perempuan yang diajak berbicara. Bahu yang sedikit condong akan menciptakan jarak yang dekat pada lawan bicara, sekaligus memberikan kesan melindungi. "Ini adalah tanda positif bahwa dia benar-benar nyaman dengan Anda."
Tanda 4: Selalu melakukan kontak mata
Jika teman kencan kita selalu memberikan tatapan yang teduh setiap kali melihat kita, maka itu adalah pertanda baik. "Itu artinya,dia benar-benar terpesona dengan Anda dan siap masuk ke level yang lebih serius. Jadi, berikanlah sedikit senyum untuk membahagiakannya," Hartley menyarankan.
Karena kita yang memiliki kemampuan untuk membaca pertanda, maka keputusan ada di tangan kita. Pilihlah, apakah teman kencan kita tersebut layak dipilih sebagai kekasih hati atau tidak. Lengkapi pertanda ini dengan kata hati kita agar pilihan terbaik yang kita dapat.
Pentingnya Pendidikan Anak Prasekolah : Taman Kanak - Kanak
Anggota Kelompok :
Apakah pendidikan anak prasekolah itu penting ? YA, sangat amat penting ! Karena pada usia ini merupakan masa emas bagi perkembangan seorang anak untuk mengecap pendidikan. Ingat ! Masa emas ini hanya datang sekali ! Apabila terlewat, berarti habis sudah peluang Anda.
Pendidikan
anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan
yang menitikberatkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan
(daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio
emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi ,
sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh
anak usia dini. Dalam Kurikulum TK 2004 dijabarkan sejumlah fungsi TK
sehingga dapat mempermudah para pelaksana atau penyelenggara
menerjemahkannya ke dalam praktek pendidikan pada level tersebut.
Fungsi-fungsi yang dimaksud adalah:
(1) TK berfungsi mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak
(2) TK berfungsi mengenalkan anak dengan dunia sekitar
(3) TK berfungsi menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik
(4) TK berfungsi mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi
(5) TK berfungsi mengembangkan keterampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki anak
(6) TK berfungsi menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar
· Sosial – Emosional
Keterampilan
sosial-emosional pada anak usia dini akan menjadi pondasi bagi
anak-anak untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, peduli
kepada orang lain, dan produktif. Daniel Goleman (dalam Iriyanto, 2006)
bahkan menyatakan bahwa kecerdasan emosi dan sosial sangat penting
peranannya dalam menentukan keberhasilan seseorang. Presentasenya bisa
mencapai 80%. Pada anak yang kurang mendapat stimulasi perkembangan
sosial emosi berdasarkan penelitian Hurlock (dalam Nugraha dan
Rachmawati (2005) banyak yang mengalami kehausan atau kelaparan emosi (emotional starved).
Kondisi ini kemudian berkembang menjadi pribadi yang labil, memiliki
hambatan dalam penyesuaian diri, dan menjadi pribadi yang tidak bahagia
pada tahap perkembangan selanjutnya.
· Kognisi
Perkembangan kognitf anak usia taman kanak-kanak (PAUD) berada dalam fase praoperasional vang mencakup tiga aspek, yaitu:
1. Berpikir Simbolis
1. Berpikir Simbolis
Aspek
berpikir simbolis yaitu kemampuan untuk berpikir tentang objek dan
peristiwa walaupun objek dan peristiwa tersebut tidak hadir secara fisik
(nyata) di hadapan anak.
2. Berpikir Egosentris
Aspek berpikir secara egosentris, yaitu cara berpikir tentang benar atau tidak benar, setuju atau tidak setuju, berdasarkan sudut pandang sendiri. Oleh sebab itu, anak belum dapat meletakkan cara pandangnya di sudut pandang orang lain.
3. Berpikir lntuitif
Fase berpikir secara intuitif, yaitu kemarnpuan untuk menciptakan sesuatu, seperti menggambar atau menyusun balok, akan tetapi tidak mengetahui dengan pasti alasan untuk melakukannya.
2. Berpikir Egosentris
Aspek berpikir secara egosentris, yaitu cara berpikir tentang benar atau tidak benar, setuju atau tidak setuju, berdasarkan sudut pandang sendiri. Oleh sebab itu, anak belum dapat meletakkan cara pandangnya di sudut pandang orang lain.
3. Berpikir lntuitif
Fase berpikir secara intuitif, yaitu kemarnpuan untuk menciptakan sesuatu, seperti menggambar atau menyusun balok, akan tetapi tidak mengetahui dengan pasti alasan untuk melakukannya.
· Fisik
Menurut
Jane M. Hally, jaringan syaraf anak akan terbentuk apabila anak
melakukan kegiatan yang aktif dan menyenangkan. Bila tidak mendapatkan
lingkungannya, otak seorang anak akan menderita. Para peneliti di Baylor
College of Medicine menemukan bahwa apabila anak – anak jarang diajak
bermain, maka perkembangan otaknya 20% atau 30% lebih kecil daripada
ukuran normalnya pada usia itu.
Semoga bermanfaat =)
Referensi :
8 kegiatan yang bisa menghilangkan sakit hati versi firman sebayang
Patah
hati adalah fase paling tidak menyenangkan dalam menjalin sebuah
hubungan asmara. Banyak orang yang sulit menerima dan melalui masa-masa
tersebut. Jika Anda baru diputuskan atau sedang mengalami masa sulit ini, ada beberapa tips untuk membantu mengobati patah hati.
1. Habiskan Waktu dengan Keluarga
Setelah putus, Anda mungkin merasa sebagian dari diri
Anda masih bersama mantan pasangan. Untuk mengatasinya, habiskanlah
waktu dengan hang-out bersama teman dekat atau keluarga. Saat masih
bersama kekasih, Anda mungkin jarang menghabiskan waktu dengan
orang-orang terdekat. Untuk itu, inilah saat yang tepat untuk kembali
bersama dengan orang-orang tercinta. Dukungan orang-orang terdekat
adalah salah satu 'pengobatan' terbaik untuk melalui fase patah hati Anda.
Setelah semua kesedihan yang Anda alami, memanjakan diri di spa adalah salah satu pilihan yang tepat. Disamping itu, menghabiskan waktu seharian dengan perawatan spa akan
membantu merelakskan ketegangan dalam tubuh juga pikiran. Singkirkan
semua emosi negatif agar Anda berpikiran terbuka dan positif.
Lakukan perawatan seperti facial, pijat, manicure/pedicure, creambath,
atau perawatan lainnya. Selain membantu melupakan patah hati, juga
membuat Anda tampil lebih cantik.
3. Liburan
Jika sedang patah hati, liburan ke tempat baru akan membantu Anda menenangkan pikiran dan bersenang-senang. Mungkin Anda ingat adegan film 'Sex and the City', saat tokoh utamanya Carrie Bradshaw ditinggalkan altar oleh kekasihnya Mr. Big. Untuk membantu melupakan sakit hati,
sahabat-sahabatnya pun membawanya liburan ke Meksiko, dan mereka mulai
bersenang-senang. Pikirkan hal itu, walau butuh waktu untuk memperbaiki
kondisi patah hati Anda, tapi Anda bisa mulai bersenang-senang. Ajaklah sahabat dan pilih tempat tujuan liburan yang menyenangkan!
4. Berkumpul dengan Teman Lama
Jika Anda tidak bisa menikmati liburan,
berkumpul dengan teman lama adalah obat terbaik untuk patah hati.
Tidak hanya mendengar cerita terbaru tentang kehidupan mereka selama
ini, tetapi juga segala sesuatu yang mereka pikirkan tentang mantan
pasangan Anda. Jadi panggillah kembali sahabat-sahabat lama Anda yang jarang ditemui dan buatlah hari bersenang-senang khusus wanita. Bisa menginap bersama, menikmati minuman dikafe atau pergi berpesta.
5. Lakukan 'Pembersihan'
Ketika Anda baru dicampakkan,
semua barang akan mengingatkan Anda dengan mantan. Mulailah
membersihkan dan menata ulang barang-barang Anda sendiri. Buang semua
hal yang sekiranya akan membuat Anda sulit melupakan mantan pasangan
dan dekorasi ulang kamar. Selain membuat tampilan baru dikamar, juga akan membantu Anda membersihkan pikiran dari sang mantan.
6. Olahraga
Saat
patah hati, mungkin emosi Anda memuncak dan menghabiskan energi hanya
untuk menangis, kesal atau marah-marah. Daripada energi itu disalurkan untuk hal yang kurang baik, lebih baik habiskan untuk berolahraga. Lakukan treadmill atau ikuti kelas yoga. Selain bermanfaat untuk kesehatan tubuh, olahraga teratur juga akan menyehatkan pikiran dengan melepaskan endorfin --hormon yang dapat menciptakan perasaan bahagia dari otak.
7. Lakukan Hobi
Anda mungkin bertanya-tanya apa saja yang bisa dilakukan dengan semua waktu luang yang ada ketika Anda berstatus single. Kenapa tidak melakukan hobi yang sudah jarang dilakukan karena kesibukan Anda? Bisa dengan melukis, berkebun, bermusik, membaca atau kegiatan lain yang disukai. Anggaplah sebagai sebuah meditasi yang sederhana, namun dapat membantu mengalihkan pikiran Anda dari mantan kekasih.
Anda
mungkin berpikir tidak akan berpengaruh mengeluarkan semua emosi dalam
sebuah tulisan, tapi ternyata menulis akan sangat membantu! Dengan
menulis Anda bisa menyalurkan baik itu kesedihan, dendam atau kekesalan Anda selama ini, dan itu membantu dalam melalui proses penyembuhan sakit hati Anda.
Setiap sentuhan rasanya berbeda lho
Jakarta, Setiap kali tubuh mendapat sentuhan, otak akan
bereaksi. Walaupun sentuhan itu dilakukan orang yang sama, setiap
sentuhan ternyata rasanya berbeda.
Kesimpulan ini didapatkan dari percobaan yang dilakukan terhadap 18 pria normal. Percobaan ini menunjukkan bahwa otak bereaksi secara berbeda meskipun sentuhannya berasal dari orang atau benda yang sama tergantung pada konteksnya, tak peduli apakah pria-pria ini mengira sentuhan itu berasal dari wanita atau pria yang membelainya.
"Tampaknya, sensasi sentuhan yang kita rasakan disusupi dengan aspek emosional, bahkan pada tahapan yang sangat primer sehingga bagaimana kita menilai sentuhan yang kita terima mempengaruhi cara otak memproses sentuhan itu dengan cara-cara yang tak pernah kita sangka sebelumnya," ujar peneliti Michael Spezio, asisten profesor psikologi di Scripps College, Claremont, Calif seperti dikutip dari HealthDay, Selasa, (5/6/2012).
Studi ini memang dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana otak memproses aspek emosional dari sentuhan interpersonal.
Peneliti ingin tahu apakah hal ini terjadi pada bagian dari otak yang pada dasarnya berfungsi mengelola sentuhan (primary somatosensory cortex) atau area otak lainnya.
Untuk mencari tahu jawabannya, peneliti memindai otak 18 pria berusia antara 21-31 tahun dengan fMRI dan meminta seorang wanita memberikan sentuhan sensual pada seluruh kaki partisipan.
Pada beberapa kasus, partisipan mengira sentuhan itu berasal dari seorang pria yang membelai kakinya. Selain itu, para partisipan diminta membayangkan seseorang, baik pria atau wanita. Untuk membantu melengkapi ilusi tersebut, partisipan menonton video yang telah disinkronisasi untuk memberikan petunjuk jenis kelamin orang yang membelai partisipan.
Kemudian partisipan mengungkapkan bahwa belaian dari seorang pria tak semenyenangkan belaian seorang wanita. Pemantauan terhadap kondisi kulit partisipan juga menunjukkan bahwa sentuhan dari pria merangsang tingkat emosi partisipan.
Peneliti juga menemukan bahwa primary somatosensory cortex tidaklah seobjektif yang dikira ilmuwan selama ini.
Christian Keysers, seorang profesor yang mempelajari otak di University Medical Center Groningen, Belanda, melihatnya dengan cara yang berbeda dan mengatakan bahwa temuan ini masuk akal.
"Jika kita sepakat dengan gagasan bahwa otak kita tak mewakili dunia di sekitar kita secara objektif, namun untuk membuat kita berkembang dan bereproduksi".
Melalui perspektif tersebut, menurutnya, sentuhan itu "merupakan semacam foreplay (pemanasan) dari sebuah hubungan seksual yang peranannya sangat penting, bukannya objektivitas."
http://health.detik.com/read/2012/06/05/133307/1933174/763/setiap-sentuhan-rasanya-berbeda-lho
Kesimpulan ini didapatkan dari percobaan yang dilakukan terhadap 18 pria normal. Percobaan ini menunjukkan bahwa otak bereaksi secara berbeda meskipun sentuhannya berasal dari orang atau benda yang sama tergantung pada konteksnya, tak peduli apakah pria-pria ini mengira sentuhan itu berasal dari wanita atau pria yang membelainya.
"Tampaknya, sensasi sentuhan yang kita rasakan disusupi dengan aspek emosional, bahkan pada tahapan yang sangat primer sehingga bagaimana kita menilai sentuhan yang kita terima mempengaruhi cara otak memproses sentuhan itu dengan cara-cara yang tak pernah kita sangka sebelumnya," ujar peneliti Michael Spezio, asisten profesor psikologi di Scripps College, Claremont, Calif seperti dikutip dari HealthDay, Selasa, (5/6/2012).
Studi ini memang dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana otak memproses aspek emosional dari sentuhan interpersonal.
Peneliti ingin tahu apakah hal ini terjadi pada bagian dari otak yang pada dasarnya berfungsi mengelola sentuhan (primary somatosensory cortex) atau area otak lainnya.
Untuk mencari tahu jawabannya, peneliti memindai otak 18 pria berusia antara 21-31 tahun dengan fMRI dan meminta seorang wanita memberikan sentuhan sensual pada seluruh kaki partisipan.
Pada beberapa kasus, partisipan mengira sentuhan itu berasal dari seorang pria yang membelai kakinya. Selain itu, para partisipan diminta membayangkan seseorang, baik pria atau wanita. Untuk membantu melengkapi ilusi tersebut, partisipan menonton video yang telah disinkronisasi untuk memberikan petunjuk jenis kelamin orang yang membelai partisipan.
Kemudian partisipan mengungkapkan bahwa belaian dari seorang pria tak semenyenangkan belaian seorang wanita. Pemantauan terhadap kondisi kulit partisipan juga menunjukkan bahwa sentuhan dari pria merangsang tingkat emosi partisipan.
Peneliti juga menemukan bahwa primary somatosensory cortex tidaklah seobjektif yang dikira ilmuwan selama ini.
Christian Keysers, seorang profesor yang mempelajari otak di University Medical Center Groningen, Belanda, melihatnya dengan cara yang berbeda dan mengatakan bahwa temuan ini masuk akal.
"Jika kita sepakat dengan gagasan bahwa otak kita tak mewakili dunia di sekitar kita secara objektif, namun untuk membuat kita berkembang dan bereproduksi".
Melalui perspektif tersebut, menurutnya, sentuhan itu "merupakan semacam foreplay (pemanasan) dari sebuah hubungan seksual yang peranannya sangat penting, bukannya objektivitas."
http://health.detik.com/read/2012/06/05/133307/1933174/763/setiap-sentuhan-rasanya-berbeda-lho
Ini dia penyebab orang kehilangan kontrol
Jakarta, Pasti Anda merasa bingung bila melihat
keluarga atau teman Anda mendadak marah-marah dan membanting atau
melempar sesuatu untuk mengungkapkan kemarahannya. Itulah yang disebut
kehilangan kontrol. Namun hingga kini belum pernah ditemukan penjelasan
ilmiah mengenai kondisi tersebut.
Studi yang dilakukan oleh pakar saraf dan neuro-marketing dari University of Iowa, William Hedgcock ini telah mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa pengendalian diri adalah komoditas terbatas yang bisa habis jika digunakan.
Namun studi inilah yang pertama menunjukkan kondisi kehilangan kontrol dilihat dari otak. Dengan menggunakan foto fMRI, otak seseorang dipindai ketika melakukan kontrol diri. Gambarnya menunjukkan anterior cingulate cortex (ACC), bagian dari otak yang mengenali situasi dimana pengendalian diri diperlukan dan dorsolateral prefrontal cortex (DLPFC), bagian dari otak yang mengelola pengendalian diri.
Menurut Hedgcock, hilangnya aktivitas di DLPFC-lah yang menyebabkan seseorang kehilangan atau kehabisan pengendalian diri.
Peneliti mengumpulkan gambar-gambar otak itu dengan menempatkan partisipan dalam scanner MRI kemudian meminta partisipan melakukan dua tugas pengendalian diri. Yang pertama mengabaikan kata-kata yang muncul di layar komputer sedangkan yang kedua menentukan pilihan dari beberapa opsi yang ditawarkan.
Hasilnya partisipan tampak kesulitan mengendalikan dirinya pada tugas kedua yang disebut sebagai fenomena "regulatory depletion atau deplesi peraturan". Hedgcock mengatakan bahwa DLPFC partisipan menjadi kurang aktif selama tugas kedua yang menunjukkan bahwa partisipan kesulitan untuk mengatasi respon awalnya.
"Studi ini merupakan langkah penting dalam usaha untuk menentukan definisi yang lebih jelas tentang pengendalian diri dan mencari tahu mengapa orang-orang melakukan hal-hal yang jelas-jelas menurutnya tidak baik," tandas Hedgcock seperti dilansir dari newkerala, Rabu (20/6/2012)
Salah satu implikasi yang mungkin bisa didapatkan adalah membuat program yang lebih baik untuk membantu orang-orang yang mencoba berhenti dari kecanduan hal-hal seperti makanan, belanja, obat-obatan atau alkohol.
Beberapa terapi masa kini membantu orang menghentikan kecanduan dengan fokus pada tahap pengakuan konflik dan mendorong orang untuk menghindari situasi dimana konflik itu akan muncul. Misalnya, seorang pecandu alkohol harus tinggal jauh dari tempat dimana alkohol disajikan.
Tapi Hedgcock mengatakan studi ini bisa memberikan terapi baru yang bisa jadi dirancang dengan memberikan fokus pada tahap implementasi. Misalnya, pelaku diet harus mentraktir temannya jika gagal menerapkan kontrol dengan makan makanan terlalu banyak atau memilih jenis makanan yang salah atau tidak sehat.
Hukuman semacam ini memberikan konsekuensi nyata terhadap kegagalan penerapan kontrol pelaku diet dan meningkatkan peluangnya untuk memilih alternatif makanan yang lebih sehat.
Penelitian yang akan dipublikasikan di Journal of Consumer Psychology ini juga mungkin bisa membantu orang yang menderita kehilangan kontrol diri akibat cacat lahir atau cedera otak.
"Jika kita tahu mengapa orang kehilangan kontrol diri, ini bisa membantu kita merancang intervensi yang lebih baik untuk membantu mereka mempertahankan kontrol dirinya," ujar Hedgcock, seorang asisten profesor di departemen pemasaran Tippie College of Business dan mahasiswa pascasarjana Interdisciplinary Graduate Program in Neuroscience, University of Iowa.
http://health.detik.com/read/2012/06/20/123231/1946028/763/ini-dia-penyebab-orang-kehilangan-kontrol
Studi yang dilakukan oleh pakar saraf dan neuro-marketing dari University of Iowa, William Hedgcock ini telah mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa pengendalian diri adalah komoditas terbatas yang bisa habis jika digunakan.
Namun studi inilah yang pertama menunjukkan kondisi kehilangan kontrol dilihat dari otak. Dengan menggunakan foto fMRI, otak seseorang dipindai ketika melakukan kontrol diri. Gambarnya menunjukkan anterior cingulate cortex (ACC), bagian dari otak yang mengenali situasi dimana pengendalian diri diperlukan dan dorsolateral prefrontal cortex (DLPFC), bagian dari otak yang mengelola pengendalian diri.
Menurut Hedgcock, hilangnya aktivitas di DLPFC-lah yang menyebabkan seseorang kehilangan atau kehabisan pengendalian diri.
Peneliti mengumpulkan gambar-gambar otak itu dengan menempatkan partisipan dalam scanner MRI kemudian meminta partisipan melakukan dua tugas pengendalian diri. Yang pertama mengabaikan kata-kata yang muncul di layar komputer sedangkan yang kedua menentukan pilihan dari beberapa opsi yang ditawarkan.
Hasilnya partisipan tampak kesulitan mengendalikan dirinya pada tugas kedua yang disebut sebagai fenomena "regulatory depletion atau deplesi peraturan". Hedgcock mengatakan bahwa DLPFC partisipan menjadi kurang aktif selama tugas kedua yang menunjukkan bahwa partisipan kesulitan untuk mengatasi respon awalnya.
"Studi ini merupakan langkah penting dalam usaha untuk menentukan definisi yang lebih jelas tentang pengendalian diri dan mencari tahu mengapa orang-orang melakukan hal-hal yang jelas-jelas menurutnya tidak baik," tandas Hedgcock seperti dilansir dari newkerala, Rabu (20/6/2012)
Salah satu implikasi yang mungkin bisa didapatkan adalah membuat program yang lebih baik untuk membantu orang-orang yang mencoba berhenti dari kecanduan hal-hal seperti makanan, belanja, obat-obatan atau alkohol.
Beberapa terapi masa kini membantu orang menghentikan kecanduan dengan fokus pada tahap pengakuan konflik dan mendorong orang untuk menghindari situasi dimana konflik itu akan muncul. Misalnya, seorang pecandu alkohol harus tinggal jauh dari tempat dimana alkohol disajikan.
Tapi Hedgcock mengatakan studi ini bisa memberikan terapi baru yang bisa jadi dirancang dengan memberikan fokus pada tahap implementasi. Misalnya, pelaku diet harus mentraktir temannya jika gagal menerapkan kontrol dengan makan makanan terlalu banyak atau memilih jenis makanan yang salah atau tidak sehat.
Hukuman semacam ini memberikan konsekuensi nyata terhadap kegagalan penerapan kontrol pelaku diet dan meningkatkan peluangnya untuk memilih alternatif makanan yang lebih sehat.
Penelitian yang akan dipublikasikan di Journal of Consumer Psychology ini juga mungkin bisa membantu orang yang menderita kehilangan kontrol diri akibat cacat lahir atau cedera otak.
"Jika kita tahu mengapa orang kehilangan kontrol diri, ini bisa membantu kita merancang intervensi yang lebih baik untuk membantu mereka mempertahankan kontrol dirinya," ujar Hedgcock, seorang asisten profesor di departemen pemasaran Tippie College of Business dan mahasiswa pascasarjana Interdisciplinary Graduate Program in Neuroscience, University of Iowa.
http://health.detik.com/read/2012/06/20/123231/1946028/763/ini-dia-penyebab-orang-kehilangan-kontrol
Uang tak bikin bahagia jika tujuannya membuat orang terkesan
Jakarta, Mungkin suatu saat Anda ingin menghabiskan
uang untuk merasakan pengalaman sekali seumur hidup seperti liburan
mewah atau menonton konser penyanyi kesayangan Anda.
Namun sebuah studi mengatakan bahwa hal itu justru takkan membuat Anda bahagia, apalagi jika motif Anda adalah untuk membuat orang lain terkesan.
"Alasan Anda membeli sesuatu itu sama pentingnya dengan apa yang Anda beli," ungkap asisten profesor Ryan Howell dari San Francisco State University yang memimpin penelitian ini.
Ketika orang membeli sesuatu untuk membuat orang lain terkesan maka hal ini akan menghapus kepuasan dari pembelian tersebut.
Motivasi semacam ini tampaknya menjadi perusak proses pemenuhan kebutuhan psikologis akibat pembelian itu sendiri.
Temuan Howell sebelumnya menunjukkan bahwa mendapatkan pengalaman sekali seumur hidup membuat orang menjadi lebih bahagia dibandingkan jika seseorang membeli hal-hal material lainnya seperti mobil atau vila baru karena membuatnya merasa lebih kompeten dan terhubung dengan orang lain.
Namun, dalam penelitian terbaru Howell dan koleganya yang dipublikasikan di Journal of Happiness Studies ini ditemukan bahwa motivasi seseorang untuk melakukan pembelian mampu memberikan prediksi apakah kebutuhan psikologis orang yang bersangkutan akan terpenuhi atau tidak.
Peneliti menemukan bahwa orang yang mendapatkan pengalaman sekali seumur hidup karena keinginan dan kepentingannya dilaporkan memiliki rasa kepuasan yang lebih besar. Orang-orang ini juga cenderung tidak merasa kesepian dan memiliki vitalitas yang lebih besar.
Sebaliknya, orang yang berusaha mendapatkan pengalaman sekali seumur hidup untuk memperoleh pengakuan dari orang lain dilaporkan merasa tidak puas dan kurang terhubung dengan orang lain.
"Pertanyaan terbesar yang harus Anda tanyakan pada diri Anda sendiri adalah mengapa Anda membeli sesuatu," tandas Howell seperti dilansir dari dailymail, Rabu (20/6/2012).
http://health.detik.com/read/2012/06/20/193035/1946564/763/uang-tak-bikin-bahagia-jika-tujuannya-membuat-orang-terkesan?l1
Namun sebuah studi mengatakan bahwa hal itu justru takkan membuat Anda bahagia, apalagi jika motif Anda adalah untuk membuat orang lain terkesan.
"Alasan Anda membeli sesuatu itu sama pentingnya dengan apa yang Anda beli," ungkap asisten profesor Ryan Howell dari San Francisco State University yang memimpin penelitian ini.
Ketika orang membeli sesuatu untuk membuat orang lain terkesan maka hal ini akan menghapus kepuasan dari pembelian tersebut.
Motivasi semacam ini tampaknya menjadi perusak proses pemenuhan kebutuhan psikologis akibat pembelian itu sendiri.
Temuan Howell sebelumnya menunjukkan bahwa mendapatkan pengalaman sekali seumur hidup membuat orang menjadi lebih bahagia dibandingkan jika seseorang membeli hal-hal material lainnya seperti mobil atau vila baru karena membuatnya merasa lebih kompeten dan terhubung dengan orang lain.
Namun, dalam penelitian terbaru Howell dan koleganya yang dipublikasikan di Journal of Happiness Studies ini ditemukan bahwa motivasi seseorang untuk melakukan pembelian mampu memberikan prediksi apakah kebutuhan psikologis orang yang bersangkutan akan terpenuhi atau tidak.
Peneliti menemukan bahwa orang yang mendapatkan pengalaman sekali seumur hidup karena keinginan dan kepentingannya dilaporkan memiliki rasa kepuasan yang lebih besar. Orang-orang ini juga cenderung tidak merasa kesepian dan memiliki vitalitas yang lebih besar.
Sebaliknya, orang yang berusaha mendapatkan pengalaman sekali seumur hidup untuk memperoleh pengakuan dari orang lain dilaporkan merasa tidak puas dan kurang terhubung dengan orang lain.
"Pertanyaan terbesar yang harus Anda tanyakan pada diri Anda sendiri adalah mengapa Anda membeli sesuatu," tandas Howell seperti dilansir dari dailymail, Rabu (20/6/2012).
http://health.detik.com/read/2012/06/20/193035/1946564/763/uang-tak-bikin-bahagia-jika-tujuannya-membuat-orang-terkesan?l1
Minggu, 17 Juni 2012
galau bisa menyebabkan gangguan kejiwaan
Jakarta, Psikoloi Zone – Miris, galau sudah menjadi tren bagi kalangan remaja
di Indonesia. Padahal galau yang memiliki intensitas yang terlalu
sering, bisa mengakibatkan gangguan kejiwaan pada remaja. Gangguan
tersebut dinamakan dengan bipolar, yaitu sebuah bentuk gangguan jiwa
yang bersifat episodik atau berulang dalam jangka waktu tertentu.
Gangguan ini biasa dimulai dari gejala perubahan mood (suana hati) dan
bisa terjadi seumur hidup.
“Remaja yang dikenal sedang mengalami masa-masa galau, memang sangat mudah terserang depresi,” ungkap Dr A. A. Ayu Agung Kusumawardhani, SpKJ(K) Kepala Departemen Psikiatri RSCM.
Seseorang harus jeli melihat gejala bipolar sebagai bentuk penyesuaian diri atau sudah merupakan episode depresi.
“Kita harus lihat apakah itu hanya berupa penyesuaian diri pada keadaan atau kah sudah merupakan episode depresi,” kata Agung saat dalam seminar ‘Gangguan Bipolar: Dapatkah Dikendalikan?’ di Hotel JW Marriott Jakarta, Rabu (25/4).
Episode depresi biasa terjadi pada penderita bipolar, minimal setiap hari selama dua minggu.
“Hal ini dapat terlihat dari perilakunya, yang tidak mau bertemu dengan orang-orang, pesimistik, memikirkan sesuatu yang nihilistik, maka kemungkinan untuk dapat terpicu bipolar 30 persen,” papar Agung.
Perlu dibedakan antara depresi reaktif dan depresi pada gangguan bipolar. Tentu cara membedakannya dengan melakukan serangkaian tes tertentu. Hal ini diucapkan oleh dr.Handoko Daeng, SpKJ(K) Ketua Seksi Bipolar Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), yang saat itu hadir dalam acara seminar.
“Jenis depresi yang berbeda, karena setiap orang pasti dapat merasakan sedih dan pesimis. Namun bila itu terjadi terus menerus atau disebut sebagai episode depresi, maka perlu dikhawatirkan,” jelas Daeng.
Beberapa masalah lain yang perlu diperhatikan adalah gangguan bipolar bisa mengakibatkan bunuh diri bagi penderitanya. Angka bunuh diri yang diakibatkan gangguan bipolar 20 kali lebih tinggi dibanding angka bunuh diri dalam populasi umum tanpa gangguan bipolar, yaitu 21,7 persen dibanding satu persen.
Ia mengatakan, bila dibandingkan dengan penderita skizofrenia, bipolar juga 2-3 kali berpotensi melakukan tindakan bunuh diri. Ada sekitar 10 hingga 20 persen penderita bipolar mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, dan 30 persen lainnya pernah mencoba bunuh diri. (ant/mba)
http://www.psikologizone.com/galau-bisa-menyebabkan-gangguan-kejiwaan/065116389
“Remaja yang dikenal sedang mengalami masa-masa galau, memang sangat mudah terserang depresi,” ungkap Dr A. A. Ayu Agung Kusumawardhani, SpKJ(K) Kepala Departemen Psikiatri RSCM.
Seseorang harus jeli melihat gejala bipolar sebagai bentuk penyesuaian diri atau sudah merupakan episode depresi.
“Kita harus lihat apakah itu hanya berupa penyesuaian diri pada keadaan atau kah sudah merupakan episode depresi,” kata Agung saat dalam seminar ‘Gangguan Bipolar: Dapatkah Dikendalikan?’ di Hotel JW Marriott Jakarta, Rabu (25/4).
Episode depresi biasa terjadi pada penderita bipolar, minimal setiap hari selama dua minggu.
“Hal ini dapat terlihat dari perilakunya, yang tidak mau bertemu dengan orang-orang, pesimistik, memikirkan sesuatu yang nihilistik, maka kemungkinan untuk dapat terpicu bipolar 30 persen,” papar Agung.
Perlu dibedakan antara depresi reaktif dan depresi pada gangguan bipolar. Tentu cara membedakannya dengan melakukan serangkaian tes tertentu. Hal ini diucapkan oleh dr.Handoko Daeng, SpKJ(K) Ketua Seksi Bipolar Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), yang saat itu hadir dalam acara seminar.
“Jenis depresi yang berbeda, karena setiap orang pasti dapat merasakan sedih dan pesimis. Namun bila itu terjadi terus menerus atau disebut sebagai episode depresi, maka perlu dikhawatirkan,” jelas Daeng.
Beberapa masalah lain yang perlu diperhatikan adalah gangguan bipolar bisa mengakibatkan bunuh diri bagi penderitanya. Angka bunuh diri yang diakibatkan gangguan bipolar 20 kali lebih tinggi dibanding angka bunuh diri dalam populasi umum tanpa gangguan bipolar, yaitu 21,7 persen dibanding satu persen.
Ia mengatakan, bila dibandingkan dengan penderita skizofrenia, bipolar juga 2-3 kali berpotensi melakukan tindakan bunuh diri. Ada sekitar 10 hingga 20 persen penderita bipolar mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri, dan 30 persen lainnya pernah mencoba bunuh diri. (ant/mba)
http://www.psikologizone.com/galau-bisa-menyebabkan-gangguan-kejiwaan/065116389
65 persen anak indonesia belum akses paud
Purworejo, Psikologi Zone – Tidak semua anak di Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam akses Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD). Hanya 35 persen saja yang sudah mendapatkan
pelayanan PAUD. Jumlah ini sekitar 10.150.000 dari 29 juta anak di
seluruh Indonesia. Sedangkan 65 persen sisanya atau 18.850.000 anak
belum memiliki kesempatan mengakses layanan PAUD.
Hal ini disampaiakan oleh Prof Dr Lydia Freyani Hawadi Psi, Dirjen PAUDNI Kemendiknas pada saat kunjungan kerja di Kabupaten Purworejo, Selasa (10/4). Ia bersama dengan Dr Nugaan Yulia Wardani Siregar Psi Direktur Pembinaan PTK-PAUDNI, Dr Erman Syamsuddin Direktur Pembinaan PAUD, Drs Zulkifli Akbar Psi MSi Asdep Kepanduan, dan Dr Ade Kusmiadi MPd Kapus P2NFI Semarang.
Lydia mengungkapkan bahwa pihak pemerintah memiliki kemampuan yang sangat terbatas, sehingga penyelenggaraan PAUD sebisa mungkin bukan hanya menjadi tanggung jawab dan tugas pemerintah. Ia berharap kepedulian pihak swasta ikut serta dalam penyelenggaraan PAUD di lingkungan masyarakat.
“Kami menargetkan tahun 2015 setidaknya 75 persen anak-anak di Indonesia sudah bisa terlayani PAUD. Ini butuh kepedulian pihak swasta, misalnya dengan mendirikan PAUD di desa-desa. Bantuan dari pemerintah sifatnya hanya stimulan saja,” katanya.
Menurutnya, kendala lain adalah kurangnya kualitas tenaga pengajar PAUD di Indonesia. Sebanyak 50 persen belum memiliki kualifikasi S1. Kondisi semacam ini membuat standar pendidikan PAUD belum terpenuhi seperti halnya Permendiknas Nomor 58 tahun 2009.
“Tapi walaupun begitu kami memberikan apresiasi kepada para pendidik yang sudah tulus ikhlas melakukan pengabdiannya,” ungkapnya.
Lydia juga meminta kepada PGTKI dan HIMPAUDI di seluruh kabupaten/kota di Indonesia untuk lebih mendukung dan memberikan berbagai kegiatan guna meningkatkan mutu tenaga pengajar. Pihak PGTKI dan HIMPAUDI bisa melakukan kegiatan peningkatan SDM melalui kursus bagi tenaga pengajar.
Sampai saat ini Kemendiknas masih belum memutuskan untuk memberikan standar akreditasi PAUD. “Kami belum menerapkan sistem akreditasi PAUD,” kata Lydia. (sm/mba)
http://www.psikologizone.com/65-persen-anak-indonesia-belum-akses-paud/065116139
Hal ini disampaiakan oleh Prof Dr Lydia Freyani Hawadi Psi, Dirjen PAUDNI Kemendiknas pada saat kunjungan kerja di Kabupaten Purworejo, Selasa (10/4). Ia bersama dengan Dr Nugaan Yulia Wardani Siregar Psi Direktur Pembinaan PTK-PAUDNI, Dr Erman Syamsuddin Direktur Pembinaan PAUD, Drs Zulkifli Akbar Psi MSi Asdep Kepanduan, dan Dr Ade Kusmiadi MPd Kapus P2NFI Semarang.
Lydia mengungkapkan bahwa pihak pemerintah memiliki kemampuan yang sangat terbatas, sehingga penyelenggaraan PAUD sebisa mungkin bukan hanya menjadi tanggung jawab dan tugas pemerintah. Ia berharap kepedulian pihak swasta ikut serta dalam penyelenggaraan PAUD di lingkungan masyarakat.
“Kami menargetkan tahun 2015 setidaknya 75 persen anak-anak di Indonesia sudah bisa terlayani PAUD. Ini butuh kepedulian pihak swasta, misalnya dengan mendirikan PAUD di desa-desa. Bantuan dari pemerintah sifatnya hanya stimulan saja,” katanya.
Menurutnya, kendala lain adalah kurangnya kualitas tenaga pengajar PAUD di Indonesia. Sebanyak 50 persen belum memiliki kualifikasi S1. Kondisi semacam ini membuat standar pendidikan PAUD belum terpenuhi seperti halnya Permendiknas Nomor 58 tahun 2009.
“Tapi walaupun begitu kami memberikan apresiasi kepada para pendidik yang sudah tulus ikhlas melakukan pengabdiannya,” ungkapnya.
Lydia juga meminta kepada PGTKI dan HIMPAUDI di seluruh kabupaten/kota di Indonesia untuk lebih mendukung dan memberikan berbagai kegiatan guna meningkatkan mutu tenaga pengajar. Pihak PGTKI dan HIMPAUDI bisa melakukan kegiatan peningkatan SDM melalui kursus bagi tenaga pengajar.
Sampai saat ini Kemendiknas masih belum memutuskan untuk memberikan standar akreditasi PAUD. “Kami belum menerapkan sistem akreditasi PAUD,” kata Lydia. (sm/mba)
http://www.psikologizone.com/65-persen-anak-indonesia-belum-akses-paud/065116139
menggambar, stimulasi perkembangan otak anak
Jakarta, Psikologi Zone – Bila Anda memiliki anak
yang aktif menggambar dan mewarnai, maka Anda perlu bersyukur. Kegiatan
tersebut sangat membantu untuk perkembangan otak anak. Hal ini
disampaikan oleh Harlina Hamid, S.Psi, M.Si, M.Psi, Psikolog, Ketua Jurusan Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM).
“Mewarnai dan menggambar membantu menjalankan fungsi berpikir si anak melalui ide-ide yang dituangkannya. Ini dapat mengasah otak halus dan kasar. Terutama bermanfaat untuk perkembangan otak halusnya,” terangnya, Kamis (24/5).
Ia menyarankan, kebiasaan untuk menggambar dan mewarnai perlu dikenal sejak usia dini. Menurutnya, usia satu tahun adalah usia yang tepat untuk mengenalkan alat menggambar seperti pensil, walaupun hanya sebatas memegang. Bila usia anak telah mencapai dua tahun, orang tua bisa mulai mengajarkan untuk menggambar dan mewarnai, walaupun hanya corat-coret.
Ibu dua putra ini mengatakan, berbagai macam warna juga bagus untuk dikenalkan sejak dini. “Warna-warni itu sebagai penyeimbang otak mereka. Justru bagus dikenalkan semuanya. Begitu juga dengan obyek gambar terserah dengan keinginan anak,” jelasnya.
Walaupun demikian, Harlina Hamid juga menyarankan untuk mengenalkan benda atau objek sekitar pada anak. “Bisa gambar burung atau bunga yang biasa dilihat si anak. Namun, lebih bagusnya biarkan anak berpikir bebas atau out of the box yang diluar kebiasaan.”
Sementara itu, manfaat kegiatan ini menurut Guru Besar Bidang Psikologi UNM, Prof Dr Muhammad Jufri, S.Psi, M.Si adalah melatih motorik kasarnya menjadi motorik halus. “Selain itu, melatih imajinasi anak misalnya pada tema-tema tertentu ketika dia menggambar,” paparnya.
Ia mengingatkan, orang tua perlu untuk tetap mengapresiasi setiap hasil karya yang dibuat anak, apapun bentuknya. (fjr/mba)
http://www.psikologizone.com/menggambar-stimulasi-perkembangan-otak-anak/065116787
“Mewarnai dan menggambar membantu menjalankan fungsi berpikir si anak melalui ide-ide yang dituangkannya. Ini dapat mengasah otak halus dan kasar. Terutama bermanfaat untuk perkembangan otak halusnya,” terangnya, Kamis (24/5).
Ia menyarankan, kebiasaan untuk menggambar dan mewarnai perlu dikenal sejak usia dini. Menurutnya, usia satu tahun adalah usia yang tepat untuk mengenalkan alat menggambar seperti pensil, walaupun hanya sebatas memegang. Bila usia anak telah mencapai dua tahun, orang tua bisa mulai mengajarkan untuk menggambar dan mewarnai, walaupun hanya corat-coret.
Ibu dua putra ini mengatakan, berbagai macam warna juga bagus untuk dikenalkan sejak dini. “Warna-warni itu sebagai penyeimbang otak mereka. Justru bagus dikenalkan semuanya. Begitu juga dengan obyek gambar terserah dengan keinginan anak,” jelasnya.
Walaupun demikian, Harlina Hamid juga menyarankan untuk mengenalkan benda atau objek sekitar pada anak. “Bisa gambar burung atau bunga yang biasa dilihat si anak. Namun, lebih bagusnya biarkan anak berpikir bebas atau out of the box yang diluar kebiasaan.”
Sementara itu, manfaat kegiatan ini menurut Guru Besar Bidang Psikologi UNM, Prof Dr Muhammad Jufri, S.Psi, M.Si adalah melatih motorik kasarnya menjadi motorik halus. “Selain itu, melatih imajinasi anak misalnya pada tema-tema tertentu ketika dia menggambar,” paparnya.
Ia mengingatkan, orang tua perlu untuk tetap mengapresiasi setiap hasil karya yang dibuat anak, apapun bentuknya. (fjr/mba)
http://www.psikologizone.com/menggambar-stimulasi-perkembangan-otak-anak/065116787
defenisi berpikir ilmiah
- Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis: masuk akal, empiris: Dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan. (Hillway,1956).
- Berpikir ilmiah adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, mengembangkan dsb. secara ilmu pengetahuan (berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengethuan. Atau menggunakan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. uripsantoso.wordpress.com
- (Menurut Salam (1997:139)Pengertian berpikir ilmiah)
1) Proses atau aktivitas manusia untuk menemukan/
mendapatkan ilmu.
2) Proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan.
3) Sarana berpikir ilmiah.
4) Sarana berpikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan
ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh.
5) Tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan
dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik.
6) Merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan fungsinya
dengan baik.
7) Mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode
ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya sebab fungsi sarana berpikir ilmiah
adalah membantu proses metode ilmiah.
- Berpikir merupakan kegiatan [akal] untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan [akal] yang menggabungkan induksi dan deduksi.(Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,)
- Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.( Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah, 2006:118)
- Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir/ pengembangan pikiran yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah,yang sudah ada (Eman Sulaeman)
- Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir.(wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas)
- Berpikir ilmiah adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, mengembangkan dsb. secara ilmu pengetahuan (berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengethuan. Atau menggunakan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran
- Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sasaran tertentu secara teratur dan cermat (Jujun S. Suria Sumantri, 1984)
- Berpikir ilmiah adalah metode berpikir yang di dasarkan pada logika deduktif dan induktif (Mumuh mulyana Mubarak, SE)
Senin, 11 Juni 2012
andragogi
2.4. Kondisi Pembelajaran Orang Dewasa
Pembelajaran yang diberikan kepada orang dewasa dapat efektif (lebih cepat dan melekat pada
ingatannya), bilamana pembimbing (pelatih, pengajar, penatar, instruktur, dan sejenisnya) tidak
terlalu mendominasi kelompok kelas, mengurangi banyak bicara, namun mengupayakan agar
individu orang dewasa itu mampu menemukan alternatif-alternatif untuk mengembangkan
kepribadian mereka. Seorang pembimbing yang baik harus berupaya untuk banyak
mendengarkan dan menerima gagasan seseorang, kemudian menilai dan menjawab pertanyaan
yang diajukan mereka. Orang dewasa pada hakekatnya adalah makhluk yang kreatif bilamana
seseorang mampu menggerakkan/menggali potensi yang ada dalam diri mereka. Dalam upaya
ini, diperlukan keterampilan dan kiat khusus yang dapat digunakan dalam pembelajaran tersebut.
Di samping itu, orang dewasa dapat dibelajarkan lebih aktif apabila mereka merasa ikut dilibatkan
dalam aktivitas pembelajaran, terutama apabila mereka dilibatkan memberi sumbangan pikiran
dan gagasan yang membuat mereka merasa berharga dan memiliki harga diri di depan sesama
temannya. Artinya, orang dewasa akan belajar lebih baik apabila pendapat pribadinya dihormati,
dan akan lebih senang kalau ia boleh sumbang saran pemikiran dan mengemukakan ide
pikirannya, daripada pembimbing melulu menjejalkan teori dan gagasannya sendiri kepada
mereka.
Oleh karena sifat belajar bagi orang dewasa adalah bersifat subjektif dan unik, maka terlepas dari
benar atau salahnya, segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, teori, sistem nilainya perlu
dihargai. Tidak menghargai (meremehkan dan menyampingkan) harga diri mereka, hanya akan
mematikan gairah belajar orang dewasa. Namun demikian, pembelajaran orang dewasa perlu
pula mendapatkan kepercayaan dari pembimbingnya, dan pada akhirnya mereka harus
mempunyai kepercayaan pada dirinya sendiri. Tanpa kepercayaandiri tersebut, maka suasana
belajar yang kondusif tak akan pernah terwujud.
Orang dewasa memiliki sistem nilai yang berbeda, mempunyai pendapat dan pendirian yang
berbeda. Dengan terciptanya suasana yang baik, mereka akan dapat mengemukakan isi hati dan
isi pikirannya tanpa rasa takut dan cemas, walaupun mereka saling berbeda pendapat. Orang
dewasa mestinya memiliki perasaan bahwa dalam suasana/ situasi belajar yang bagaimanapun,
mereka boleh berbeda pendapat dan boleh berbuat salah tanpa dirinya terancam oleh sesuatu
sanksi (dipermalukan, pemecatan, cemoohan, dll).
Keterbukaan seorang pembimbing sangat membantu bagi kemajuan orang dewasa dalam
mengembangkan potensi pribadinya di dalam kelas, atau di tempat pelatihan. Sifat keterbukaan
untuk mengungkapkan diri, dan terbuka untuk mendengarkan gagasan, akan berdampak baik
bagi kesehatan psikologis, dan psikis mereka. Di samping itu, harus dihindari segala bentuk
akibat yang membuat orang dewasa mendapat ejekan, hinaan, atau dipermalukan. Jalan terbaik
hanyalah diciptakannya suasana keterbukaan dalam segala hal, sehingga berbagai alternatif
kebebasan mengemukakan ide/gagasan dapat diciptakan.
Dalam hal lainnya, tidak dapat dinafikkan bahwa orang dewasa belajar secara khas dan unik.
Faktor tingkat kecerdasan, kepercayaan diri, dan perasaan yang terkendali harus diakui sebagai
hak pribadi yang khas sehingga keputusan yang diambil tidak harus selalu sama dengan pribadi
orang lain. Kebersamaan dalam kelompok tidak selalu harus sama dalam pribadi, sebab akan
sangat membosankan kalau saja suasana yang seakan hanya mengakui satu kebenaran tanpa
adanya kritik yang memperlihatkan perbedaan tersebut. Oleh sebab itu, latar belakang
pendidikan, latar belakang kebudayaan, dan pengalaman masa lampau masing-masing individu
dapat memberi warna yang berbeda pada setiap keputusan yang diambil.
Bagi orang dewasa, terciptanya suasana belajar yang kondusif merupakan suatu fasilitas yang
mendorong mereka mau mencoba perilaku baru, berani tampil beda, dapat berlaku dengan sikap
baru dan mau mencoba pengetahuan baru yang mereka peroleh. Walaupun sesuatu yang baru
mengandung resiko terjadinya kesalahan, namun kesalahan, dan kekeliruan itu sendiri
merupakan bagian yang wajar dari belajar.
Pada akhirnya, orang dewasa ingin tahu apa arti dirinya dalam kelompok belajar itu. Bagi orang
dewasa ada kecenderungan ingin mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya. Dengan
demikian, diperlukan adanya evaluasi bersama oleh seluruh anggota kelompok dirasakannya
berharga untuk bahan renungan, di mana renungan itu dapat mengevaluasi dirinya dari orang
lain yang persepsinya bisa saja memiliki perbedaan.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195109141975011-AYI_OLIM/andragogi_PDF2.pdf
Pembelajaran yang diberikan kepada orang dewasa dapat efektif (lebih cepat dan melekat pada
ingatannya), bilamana pembimbing (pelatih, pengajar, penatar, instruktur, dan sejenisnya) tidak
terlalu mendominasi kelompok kelas, mengurangi banyak bicara, namun mengupayakan agar
individu orang dewasa itu mampu menemukan alternatif-alternatif untuk mengembangkan
kepribadian mereka. Seorang pembimbing yang baik harus berupaya untuk banyak
mendengarkan dan menerima gagasan seseorang, kemudian menilai dan menjawab pertanyaan
yang diajukan mereka. Orang dewasa pada hakekatnya adalah makhluk yang kreatif bilamana
seseorang mampu menggerakkan/menggali potensi yang ada dalam diri mereka. Dalam upaya
ini, diperlukan keterampilan dan kiat khusus yang dapat digunakan dalam pembelajaran tersebut.
Di samping itu, orang dewasa dapat dibelajarkan lebih aktif apabila mereka merasa ikut dilibatkan
dalam aktivitas pembelajaran, terutama apabila mereka dilibatkan memberi sumbangan pikiran
dan gagasan yang membuat mereka merasa berharga dan memiliki harga diri di depan sesama
temannya. Artinya, orang dewasa akan belajar lebih baik apabila pendapat pribadinya dihormati,
dan akan lebih senang kalau ia boleh sumbang saran pemikiran dan mengemukakan ide
pikirannya, daripada pembimbing melulu menjejalkan teori dan gagasannya sendiri kepada
mereka.
Oleh karena sifat belajar bagi orang dewasa adalah bersifat subjektif dan unik, maka terlepas dari
benar atau salahnya, segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, teori, sistem nilainya perlu
dihargai. Tidak menghargai (meremehkan dan menyampingkan) harga diri mereka, hanya akan
mematikan gairah belajar orang dewasa. Namun demikian, pembelajaran orang dewasa perlu
pula mendapatkan kepercayaan dari pembimbingnya, dan pada akhirnya mereka harus
mempunyai kepercayaan pada dirinya sendiri. Tanpa kepercayaandiri tersebut, maka suasana
belajar yang kondusif tak akan pernah terwujud.
Orang dewasa memiliki sistem nilai yang berbeda, mempunyai pendapat dan pendirian yang
berbeda. Dengan terciptanya suasana yang baik, mereka akan dapat mengemukakan isi hati dan
isi pikirannya tanpa rasa takut dan cemas, walaupun mereka saling berbeda pendapat. Orang
dewasa mestinya memiliki perasaan bahwa dalam suasana/ situasi belajar yang bagaimanapun,
mereka boleh berbeda pendapat dan boleh berbuat salah tanpa dirinya terancam oleh sesuatu
sanksi (dipermalukan, pemecatan, cemoohan, dll).
Keterbukaan seorang pembimbing sangat membantu bagi kemajuan orang dewasa dalam
mengembangkan potensi pribadinya di dalam kelas, atau di tempat pelatihan. Sifat keterbukaan
untuk mengungkapkan diri, dan terbuka untuk mendengarkan gagasan, akan berdampak baik
bagi kesehatan psikologis, dan psikis mereka. Di samping itu, harus dihindari segala bentuk
akibat yang membuat orang dewasa mendapat ejekan, hinaan, atau dipermalukan. Jalan terbaik
hanyalah diciptakannya suasana keterbukaan dalam segala hal, sehingga berbagai alternatif
kebebasan mengemukakan ide/gagasan dapat diciptakan.
Dalam hal lainnya, tidak dapat dinafikkan bahwa orang dewasa belajar secara khas dan unik.
Faktor tingkat kecerdasan, kepercayaan diri, dan perasaan yang terkendali harus diakui sebagai
hak pribadi yang khas sehingga keputusan yang diambil tidak harus selalu sama dengan pribadi
orang lain. Kebersamaan dalam kelompok tidak selalu harus sama dalam pribadi, sebab akan
sangat membosankan kalau saja suasana yang seakan hanya mengakui satu kebenaran tanpa
adanya kritik yang memperlihatkan perbedaan tersebut. Oleh sebab itu, latar belakang
pendidikan, latar belakang kebudayaan, dan pengalaman masa lampau masing-masing individu
dapat memberi warna yang berbeda pada setiap keputusan yang diambil.
Bagi orang dewasa, terciptanya suasana belajar yang kondusif merupakan suatu fasilitas yang
mendorong mereka mau mencoba perilaku baru, berani tampil beda, dapat berlaku dengan sikap
baru dan mau mencoba pengetahuan baru yang mereka peroleh. Walaupun sesuatu yang baru
mengandung resiko terjadinya kesalahan, namun kesalahan, dan kekeliruan itu sendiri
merupakan bagian yang wajar dari belajar.
Pada akhirnya, orang dewasa ingin tahu apa arti dirinya dalam kelompok belajar itu. Bagi orang
dewasa ada kecenderungan ingin mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya. Dengan
demikian, diperlukan adanya evaluasi bersama oleh seluruh anggota kelompok dirasakannya
berharga untuk bahan renungan, di mana renungan itu dapat mengevaluasi dirinya dari orang
lain yang persepsinya bisa saja memiliki perbedaan.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195109141975011-AYI_OLIM/andragogi_PDF2.pdf
Jumat, 08 Juni 2012
Andragogi
Teori Belajar Andragogi
1.
Pengertian Teori
Belajar Andragogi
Andragogi berasal dari bahasa
Yunani kuno: "aner", dengan akar kata andr, yang berarti orang
dewasa, dan agogus yang berarti membimbing atau membina. Istilah lain yang
sering dipergunakan sebagai perbandingan adalah "pedagogi", yang
ditarik dari kata "paid" artinya anak dan "agogus" artinya
membimbing atau memimpin. Dengan demikian secara harfiah "pedagogi"
berarti seni atau pengetahuan membimbing atau memimpin atau mengajar anak.
Karena pengertian pedagogi adalah seni atau pengetahuan membimbing atau
mengajar anak maka apabila menggunakan istilah pedagogi untuk kegiatan
pendidikan atau pelatihan bagi orang dewasa jelas tidak tepat, karena
mengandung makna yang bertentangan. Banyak praktik proses belajar dalam suatu
pelatihan yang ditujukan kepada orang dewasa, yang seharusnya bersifat
andragogis, dilakukan dengan cara-cara yang pedagogis. Dalam hal ini
prinsip-prinsip dan asumsi yang berlaku bagi pendidikan anak dianggap dapat diberlakukan
bagi kegiatan pelatihan bagi orang dewasa.
Dengan demikian maka kalau ditarik
pengertiannya sejalan dengan pedagogi, maka andragogi secara harfiah dapat
diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar orang dewasa. Namun karena orang
dewasa sebagai individu yang sudah mandiri dan mampu mengarahkan dirinya
sendiri, maka dalam andragogi yang terpenting dalam proses interaksi belajar
adalah kegiatan belajar mandiri yang bertumpu kepada warga belajar itu sendiri
dan bukan merupakan kegiatan seorang guru mengajarkan sesuatu (Learner
Centered Training/Teaching).
2.
Perkembangan Teori
Belajar Andragogi
Malcolm Knowles dalam publikasinya yang berjudul
"The Adult Learner, A Neglected Species" yang
diterbitkan pada tahun 1970 mengungkapkan teori belajar yang tepat bagi orang
dewasa. Sejak saat itulah istilah "Andragogi" makin diperbincangkan
oleh berbagai kalangan khususnya para ahli pendidikan.
Sebelum muncul Andragogi, yang
digunakan dalam kegiatan belajat adalah Pedagogy. Konsep ini menempatkan
murid/siswa sebagai obyek di dalam pendidikan, mereka mesti menerima pendidikan
yang sudah di setup oleh sistem pendidikan, di setup oleh
gurunya/pengajarnya. Apa yang dipelajari, materi yang akan diterima, metode
panyampaiannya, dan lain-lain, semua tergantung kepada pengajar dan tergantung
kepada sistem. Murid sebagai obyek dari pendidikan.
Kelemahannya Pedagogi adalah
manusia (dalam hal ini adalah siswa) yang memiliki keunikan, yang memiliki
talenta, memiliki minat, memiliki kelebihan, menjadi tidak berkembang, menjadi
tidak bisa mengeksplorasi dirinya sendiri, tidak mampu menyampaikan
kebenarannya sendiri, sebab yang memiliki kebenaran adalah masa lalu, adalah
sesuatu yang sudah mapan dan sudah ada sampai sekarang. Perbedaan bukanlah
menjadi hal yang biasa, melainkan jika ada yang berbeda itu akan dianggap
sebagai sebuah perlawanan dan pemberontakan. Pedagogy memiliki kelebihan, yakni
di dalam menjaga rantai keilmuan yang sudah diawali oleh orang-orang terdahulu,
maka rantai emas dan benang merah keilmuan bisa dilanjutkan oleh generasi
mendatang. Generasi mendatang tidak perlu mulai dari nol lagi, melainkan
tinggal melanjutkan apa yang sudah ditemukan, apa yang sudah dirintis, apa yang
sudah dimulai oleh generasi mendatang.
Dalam Andragogy inilah, kita kenal
istilah-istilah Enjoy Learning, Workshop, Pelatihan Outbond,dll, dan dari
konsep Pendidikan Andragogy inilah kemudian muncul konsep-konsep Liberalisme
pendidikan, Liberasionisme pendidikan dan Anarkisme pendidikan. Liberalisme
pendidikan bertujuan jangka panjang untuk melestarikan dan memperbaiki tatanan
sosial yang ada dengan cara mengajar setiap siswa sebagaimana cara
menghadapi persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari secara
efektif. Liberasionisme pendidikan adalah sebuah sudut pandang yang menganggap
bahwa kita musti segera melakukan perombakan berlingkup besar terhadap tatanan
politik (dan pendidikan) yang ada sekarang, sebagai cara untuk memajukan
kebebasan-kebebasan individu dan mempromosikan perujudan potensi-potensi diri
semaksimal mungkin. Bagi pendidik liberasionis, sekolah bersifat obyektif namun
tidak sentral dan sekolah bukan hanya mengajarkan pada siswa bagaimana berpikir
yang efektif secara rasional dan ilmiah, melainkan juga mengajak siswa untuk
memahami kebijaksanaan tertinggi yang ada di dalam pemecahan-pemecahan masalah
secara intelek yang paling meyakinkan. Dengan kata lain, liberasionisme
pendidikan dilandasi oleh sebuah sistem kebenaran yang terbuka. Secara moral,
sekolah berkewajiban mengenalkan dan mempromosikan program-program sosial
konstruktif dan bukan hanya melatih pikiran siswa. Sekolahpun harus memajukan
pola tindakan yang paling meyakinkan yang didukung oleh sebuah analisis
obyektif berdasarkan fakta-fakta yang ada. Hal ini sejalan dengan pendapat
Aristoteles tentang prinsip pendidikan yaitu sebagai wahana pengkajian
fakta-fakta, mencari ‘yang obyektif’, melalui pengamatan atas kenyataan.
Anarkisme pendidikan pada umumnya menerima sistem penyelidikan eksperimental
yang terbuka (pembuktian pengetahuan melalui penalaran ilmiah). Tetapi berbeda
dengan liberal dan liberasionis, anarkisme pendidikan beranggapan bahwa harus
meminimalkan dan atau menghapuskan pembatasan-pembatasan kelembagaan terhadap
perilaku personal, bahwa musti dilakukan untuk membuat masyarakat yang bebas
lembaga. Menurut anarkisme pendidikan, pendekatan terbaik terhadap pendidikan
adalah pendekatan yang mengupayakan untuk mempercepat perombakan humanistik
berskala besar yang mendesak ke dalam masyarakat, dengan cara menghapuskan
sistem persekolahan sekalian.
angkah-Langkah Pokok dalam
Andragogi
Langkah-langkah pokok untuk
mempraktikkan Andragogi adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan Iklim Pembelajaran yang Kondusif: Ada beberapa hal pokok
yang dapat dilakukan dalam upaya menciptakan dan mengembangkan iklim dan
suasana yang kondusif untuk proses pembelajaran, yaitu:
1) Pengaturan Lingkungan Fisik: Pengaturan lingkungan fisik
merupakan salah satu unsur dimana orang dewasa merasa terbiasa, aman, nyaman
dan mudah. Untuk itu perlu dibuat senyaman mungkin:
a) Penataan dan peralatan hendaknya disesuaikan dengan
kondisi orang dewasa;
b) Alat peraga dengar dan lihat yang dipergunakan hendaknya
disesuaikan dengan kondisi fisik orang dewasa;
c) Penataan ruangan, pengaturan meja, kursi dan peralatan
lainnya hendaknya memungkinkan terjadinya interaksi social.
2) Pengaturan Lingkungan Sosial dan Psikologi: Iklim psikologis hendaknya merupakan
salah satu faktor yang membuat orang dewasa merasa diterima, dihargai dan
didukung.
a)
Fasilitator lebih
bersifat membantu dan mendukung;
b) Mengembangkan suasana bersahabat, informal dan santai
melalui kegiatan Bina Suasana dan berbagai permainan yang sesuai;
c) Menciptakan suasana demokratis dan kebebasan untuk
menyatakan pendapat tanpa rasa takut;
d)
Mengembangkan
semangat kebersamaan;
e)
Menghindari adanya
pengarahan dari "pejabat-pejabat" pemerintah;
f)
Menyusun kontrak
belajar yang disepakati bersama.
3) Diagnosis Kebutuhan Belajar: Dalam andragogi tekanan lebih
banyak diberikan pada keterlibatan seluruh warga belajar atau peserta pelatihan
di dalam suatu proses melakukan diagnosis kebutuhan belajarnya:
a) Melibatkan seluruh pihak terkait (stakeholder)
terutama pihak yang terkena dampak langsung atas kegiatan itu;
b) Membangun dan mengembangkan suatu model kompetensi atau
prestasi ideal yang diharapkan;
c) Menyediakan berbagai pengalaman yang dibutuhkan;
d) Lakukan perbandingan antara yang diharapkan dengan
kenyataan yang ada, misalkan kompetensi tertentu.
4) Proses Perencanaan: Dalam perencanaan pelatihan
hendaknya melibatkan semua pihak terkait, terutama yang akan terkena dampak
langsung atas kegiatan pelatihan tersebut. Tampaknya ada suatu
"hukum" atau setidak tidaknya suatu kecenderungan dari sifat manusia
bahwa mereka akan merasa 'committed' terhadap suatu keputusan apabila mereka
terlibat dan berperanserta dalam pengambilan keputusan:
a) Libatkan peserta untuk menyusun rencana pelatihan, baik
yang menyangkut penentuan materi pembelajaran, penentuan waktu dan lain-lain;
b) Temuilah dan diskusikanlah segala hal dengan berbagai
pihak terkait menyangkut pelatihan tersebut;
c) Terjemahkan kebutuhan-kebutuhan yang telah diidentifikasi
ke dalam tujuan yang diharapkan dan ke dalam materi pelatihan;
d) Tentukan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas di
antara pihak terkait siapa melakukan apa dan kapan.
5) Memformulasikan Tujuan: Setelah menganalisis hasil-hasil
identifikasi kebutuhan dan permasalahan yang ada, langkah selanjutnya adalah
merumuskan tujuan yang disepakati bersama dalam proses perencanaan
partisipatif. Dalam merumuskan tujuan hendaknya dilakukan dalam bentuk
deskripsi tingkah laku yang akan dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut
di atas.
6) Mengembangkan Model Umum: Ini merupakan aspek seni dan
arsitektural dari perencanaan pelatihan dimana harus disusun secara harmonis
antara beberapa kegiatan belajar seperti kegiatan diskusi kelompok besar,
kelompok kecil, urutan materi dan lain sebagainya. Dalam hal ini tentu harus
diperhitungkan pula kebutuhan waktu dalam membahas satu persoalan dan penetapan
waktu yang sesuai.
7) Menetapkan Materi dan Teknik Pembelajaran: Dalam menetapkan materi dan metoda
atau teknik pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Materi pelatihan atau pembelajaran hendaknya ditekankan
pada pengalaman-pengalaman nyata dari peserta pelatihan;
b) Materi pelatihan hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan
berorientasi pada aplikasi praktis;
c) Metoda dan teknik yang dipilih hendaknya menghindari
teknik yang bersifat pemindahan pengetahuan dari fasilitator kepada peserta;
d) Metoda dan teknik yang dipilih hendaknya tidak bersifat
satu arah namun lebih bersifat partisipatif.
8) Peranan Evaluasi Pendekatan: evaluasi secara
konvensional (pedagogi) kurang efektif untuk diterapkan bagi orang dewasa.
Untuk itu pendekatan ini tidak cocok dan tidaklah cukup untuk menilai hasil
belajar orang dewasa. Ada
beberapa pokok dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar bagi orang dewasa
yakni:
a) Evaluasi hendaknya berorientasi kepada pengukuran
perubahan perilaku setelah mengikuti proses pembelajaran/pelatihan;
b) Sebaiknya evaluasi dilaksanakan melalui pengujian terhadap
dan oleh peserta pelatihan itu sendiri (Self Evaluation);
c) Perubahan positif perilaku merupakan tolok ukur
keberhasilan;
d) Ruang lingkup materi evaluasi "ditetapkan bersama
secara partisipatif" atau berdasarkan kesepakatan bersama seluruh pihak
terkait yang terlibat;
e) Evaluasi ditujukan untuk menilai efektifitas dan efisiensi
penyelenggaraan program pelatihan yang mencakup kekuatan maupun kelemahan
program;
f) Menilai efektifitas materi yang dibahas dalam kaitannya
dengan perubahan sikap dan perilaku.
Rabu, 06 Juni 2012
TUGAS MINI PROYEK 2011/2012
Anggota :
Ariansyah ( 11-063 )
Wahyu Habibie ( 11-075 )
Firman A Sebayang ( 11-123 )
Topik : Dinamika kreativitas dalam ruang lingkup pendidikan
Judul : Kreativitas menggambar murid-murid TK Bhayangkari
Landasan Teori
Ciri-ciri kreativitas
Guilford (dalam Munandar, 2009) mengemukakan ciri-ciri dari kreativitas antara lain:
Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas
-Kebebasan psikologis
3. Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, terdapat berbagai faktor lainnya yang dapat menyebabkan munculnya variasi atau perbedaan kreativitas yang dimiliki individu, yang menurut Hurlock (1993) yaitu:
Tahap-tahap perkembangan kreativitas
b. Tahap konvensional (Conventional phase)
c. Tahap poskonvensional (Postconventional phase)
Yang paling kami garis bawahi adalah :
1.Pengertian kreativitas menurut :
2.Faktor yang mempengaruhi kreativitas yaitu dorongan dari lingkungan tepatnya tentang kebebasan psikologis (memberikan kesempatan kepada individu untuk bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya)
3.Tahap prekonvensional (Preconventional phase)
1.Tema apakah yang paling disukai oleh murid TK Bhayangkari ?
2.Objek apakah yang paling disukai oleh murid TK Bhayangkari ?
Tujuan penelitian
Alat dan bahan
Analisa Data
Metode yang kami gunakan adalah kami menyuruh murid-murid TK itu menggambar, dan kami memberikan kebebasan kepada mereka untuk menggambar apa saja sesuai dengan keinginan atau ketertarikan mereka.
Subjek penelitian
39 murid TK Bhayangkari Kelas B :
Time table perencanaan kegiatan
Kalkulasi biaya yang telah dikeluarkan dari perencanaan hingga evaluasi
Pelaksanaan kegiatan
# Kamis, 19 April 2012
# Kamis, 26 April 2012
# Rabu, 2 Mei 2012
# Kamis, 3 Mei 2012
# Kamis, 10 Mei 2012
# Senin, 14 Mei 2012
# Kamis, 17 Mei 2012
# Minggu, 27 Mei 2012
Laporan
Pertama-tama kami mengkategorikan hasil gambar berdasarkan tema, maka kami mendapatkan tiga tema gambar, yaitu :
1.Lingkungan Rumah
2.Pemandangan
3.Campuran
Kemudian kami juga mendapatkan bermacam-macam objek gambar , seperti :
1.Rumah
Setelah itu kami menghitung frekuensi kemunculan masing-masing tema dan masing-masing objek gambar.
2. Dari 39 gambar, berikut ini adalah frekuensi kemunculan objek gambar.
3. Kami juga menghitung frekuensi pemilihan tema berdasarkan jenis kelamin.
Lingkungan rumah
Campuran
Pemandangan
Kesimpulan
#Tema yang paling disukai/diminati oleh murid (berdasarkan urutan) adalah :
# Objek gambar yang paling disukai/diminati oleh murid (berdaarkan urutan) adalah :
# Pada setiap tema terdapat kesamaan jumlah pemilih, contohnya jumlah murid laki-laki yang memilih tema lingkungan rumah ada 9 orang, hal ini sama dengan jumlah murid perempuan yang memilih tema lingkungan rumah, yaitu juga 9 orang. Demikian pula kejadiannya pada dua tema lainnya.
•Tema pakah yang paling disukai oleh murid TK Bhayangkari (Kelas B) ?
•Objek apakah yang paling diminati oleh murid TK Bhayangkari (Kelas B) ?
Evaluasi
Saya merasa dengan adanya tugas mini proyek yang diberikan oleh ibu Dina, membuat saya mendapat pengalaman baru yang sangat penting didalam dunia perkuliahan kedepannya. Dalam mengerjakan tugas mini proyek ini saya dan teman satu kelompok banyak mendapatkan masalah-masalah, namun karena kerja sama yang bagus kami akhirnya bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dan saya yakin pengalaman ini pasti akan sangat berguna bagi kami, dan semoga kemampuan kami dapat semakin berkembang dengan adanya mini proyek ini. Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Filia Dina Anggaraeni sebagai dosen pengampu, dan juga kepada semua yang telah terlibat di dalam pembuatan mini proyek ini. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih.
Demikianlah laporan mini proyek ini kami sampaikan semoga bermanfaat dalam menambah wawasan teman-teman sekalian. :)
Pendahuluan
Alasan kami memilih topik ini adalah karena kreativitas merupakn hal yang penting dan harus ada di dalam diri setiap individu, baik itu yang berkaitan dengan seni/keindahan maupun tentang kebervariasian cara seseorang dalam menyelesaikan masalah. Dalam proyek ini kami memusatkan perhatian kepada anak-anak TK. Mengapa ? karena menurut kami kreativitas itu hendaknya diajarkan sedini mungkin. Selain itu anak-anak pada usia prasekolah ini cenderung lebih aktif dan eksploratif, mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh karena itu, keaktifan mereka ini hendaknya dapat disalurkan dalam bentuk kreativitas.
Masa kanak-kanak merupakan masa paling penting karena merupakan merupakan pembentukan pondasi kepribadian dan hal-ha lain termasuk kreativitas. Mengembangkan kreativitas anak memerlukan peran penting pendidik hal ini secara umum sudah banyak dipahami. Suratno (2005 : 19) menjelaskan anak kreatif dan cerdas tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan perlu pengarahan salah satunya dengan memberi kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak.
Selain itu, seperti yang kita ketahui, era globalisasi didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian secara otomatis dunia pada saat ini membutuhkan individu-individu kreatif dan produktif serta memiliki kemampuan daya saing yang tinggi dan tangguh. Daya saing yang tingi dan tangguh ini dapat terwujud jika anak didik memiliki kreativitas.
Sistem pendidikan saat ini hanya menonjolkan kemampuan akademik saja seperti kemampuan membaca dan berhitung. Orang tua dan guru merasa bangga bila anak didiknya mampu membaca dan berhitung dengan lancar tanpa memperhatikan bahwa nilai emosialnya juga merupakan hal penting. Seorang guru hanya menekankan metode pembelajaran yang mengasah kecerdasan otak kiri saja yaitu kemampuan membaca dan berhitung. Penggunaan metode yang statis membuat anak bosan dan akibatnya otak kanan yang berfungsi untuk mengembangkan kreativitas anak tidak dapat berkembang secara optimal.
Karena alasan-alasan di ataslah maka pada akhirnya kami memilih tema ini, dan adapun bentuk kreativitas yang ingin kami tonjolkan adalah mengenai kreativitas menggambar karena menurut kami hal ini bisa merangsangkan imajinasi anak.
Landasan Teori
Pengertian Kreativitas
1.Teori Psikoanalitik
Menganggap bahwa proses ketidaksadaran melandasi kreativitas. Kreativitas merupakan manifestasi dari kondisi psikopatologis.
2.Teori asosiasi
Memandang kreativitas sebagai hasil dari proses asosiasi dan kombinasi antara elemen-elemen yang telah ada, sehingga menghasilkan sesuatu yang baru.
3.Teori gestalt
Memandang kreativitas sebagai manifestasi dari proses tilikan individu terhadap lingkungannya secara holistik.
4.Teori eksistensial
Mengemukakan bahwa kreativitas merupakan proses untuk melahirkan sesuatu yang baru melalui perjumpaan antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan alam.
Menurut May (1980), dengan teori eksistensial
ini, setiap perilaku kreatif selalu didahului oleh ‘perjumpaan’ yang intens dan penuh kesadaran antara manusia dengan dunia sekitarnya.
5.Teori intepersonal
Dengan menempatkan pencipta (kreator) sebagai inovator dan orang di sekeliling sebagai sebagai pihak yang mengakui hasil kreativitas, teori ini menekankan pentingnya nilai dan makna dari suatu karya kreatif. Nilai mengimplikasikan adanya pengakuan sosial.
6.Teori sifat atau ciri
Memberikan tempat khusus kepada usaha untuk mengidentifikasi ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik utama kreativitas.
7. Menurut NACCCE (National Advisory Committee on Creative and Cultural Education) (dalam Craft, 2005), kreativitas adalah aktivitas imaginatif yang menghasilkan hasil yang baru dan bernilai.
8. Feldman (dalam Craft, 2005) mendefinisikan kreativitas adalah:
“the achievement of something remarkable and new, something which transforms and changes a field of endeavor in a significant way . . . the kinds of things that people do that change the world.”
9. Munandar (1985), kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat berupa gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
10. Csikszentmihalyi (dalam Clegg, 2008) menyatakan kreativitas sebagai tindakan, ide, atau produk yang mengganti sesuatu yang lama menjadi sesuatu yang baru.
11. Guilford (dalam Munandar, 2009) menyatakan kreativitas merupakan kemampuan berpikir divergen atau pemikiran menjajaki bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan, yang sama benarnya.
Oleh karena beragamnya pendapat para ahli akan pengertian kreativitas, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan suatu produk yang baru ataupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya, yang berguna, serta dapat dimengerti.
Ciri-ciri kreativitas
Guilford (dalam Munandar, 2009) mengemukakan ciri-ciri dari kreativitas antara lain:
a. Kelancaran berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat. Dalam kelancaran berpikir, yang ditekankan adalah kuantitas, dan bukan kualitas.
b. Keluwesan berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang kreatif adalah orang yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya dengan cara berpikir yang baru.
c. Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
d. Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas
1. Dorongan dari dalam diri sendiri (motivasi intrinsik)
Menurut Roger (dalam Munandar, 2009) setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan dari dalam dirinya untuk berkreativitas, mewujudkan potensi, mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas yang dimilikinya.
Menurut Rogers (dalam Zulkarnain, 2002), kondisi internal (interal press) yang dapat mendorong seseorang untuk berkreasi diantaranya:
-Keterbukaan terhadap pengalaman
-Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
-Kemampuan untuk bereksperimen atau “bermain” dengan konsep-konsep.
2. Dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
Munandar (2009) mengemukakan bahwa lingkungan yang dapat mempengaruhi kreativitas individu dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan kekuatan yang penting dan merupakan sumber pertama dan utama dalam pengembangan kreativitas individu. Pada lingkungan sekolah, pendidikan di setiap jenjangnya mulai dari pra sekolah hingga ke perguruan tinggi dapat berperan dalam menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas individu. Pada lingkungan masyarakat, kebudayaan-kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat juga turut mempengaruhi kreativitas individu.
Rogers (dalam Munandar, 2009) menyatakan kondisi lingkungan yang dapat mengembangkan kreativitas ditandai dengan adanya:
- Keamanan psikologis
Keamanan psikologis dapat terbentuk melalui 3 proses yang saling berhubungan, yaitu:
a) Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.
b) Mengusahakan suasana yang didalamnya tidak terdapat evaluasi eksternal (atau sekurang-kurangnya tidak bersifat atau mempunyai efek mengancam.
c) Memberikan pengertian secara empatis, ikut menghayati perasaan, pemikiran, tindakan individu, dan mampu melihat dari sudut pandang mereka dan menerimanya.
-Kebebasan psikologis
Lingkungan yang bebas secara psikologis, memberikan kesempatan kepada individu untuk bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya.
3. Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, terdapat berbagai faktor lainnya yang dapat menyebabkan munculnya variasi atau perbedaan kreativitas yang dimiliki individu, yang menurut Hurlock (1993) yaitu:
a. Jenis kelamin
b. Status sosial ekonomi
c. Urutan kelahiran
d. Ukuran keluarga
e. Lingkungan kota vs lingkungan pedesaan
f. Inteligensi
Tahap-tahap perkembangan kreativitas
Menurut Cropley (1999), terdapat 3 tahapan perkembangan kreativitas diantaranya:
a. Tahap prekonvensional (Preconventional phase)
Tahap ini terjadi pada usia 6–8 tahun. Pada tahap ini, individu menunjukkan spontanitas dan emosional dalam menghasilkan suatu karya, yang kemudian mengarah kepada hasil yang aestetik dan menyenangkan. Individu menghasilkan sesuatu yang baru tanpa memperhatikan aturan dan batasan dari luar.
b. Tahap konvensional (Conventional phase)
Tahap ini berlangsung pada usia 9–12 tahun. Pada tahap ini kemampuan berpikir seseorang dibatasi oleh aturan-aturan yang ada sehingga karya yang dihasilkan menjadi kaku. Selain itu, pada tahap ini kemampuan kritis dan evaluatif juga berkembang.
c. Tahap poskonvensional (Postconventional phase)
Tahap ini berlangsung pada usia 12 tahun hingga dewasa. Pada tahap ini, individu sudah mampu menghasilkan karya-karya baru yang telah disesuaikan dengan batasan-batasan eksternal dan nilai-nilai konvensional yang ada di lingkungan.
Yang paling kami garis bawahi adalah :
1.Pengertian kreativitas menurut :
Teori Eksistensial : Kreativitas merupakan proses untuk melahirkan sesuatu yang baru melalui perjumpaan antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan alam.
Munandar : kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat berupa gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
Guilford : kreativitas merupakan kemampuan berpikir divergen atau pemikiran menjajaki bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan, yang sama benarnya.
2.Faktor yang mempengaruhi kreativitas yaitu dorongan dari lingkungan tepatnya tentang kebebasan psikologis (memberikan kesempatan kepada individu untuk bebas mengekspresikan secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya)
3.Tahap prekonvensional (Preconventional phase)
Tahap ini terjadi pada usia 6–8 tahun. Pada tahap ini, individu menunjukkan spontanitas dan emosional dalam menghasilkan suatu karya, yang kemudian mengarah kepada hasil yang aestetik dan menyenangkan. Individu menghasilkan sesuatu yang baru tanpa memperhatikan aturan dan batasan dari luar.
Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, yang menjadi fokus kami adalah kreativitas menggambar dan berdasarkan hal yang kami garis bawahi di atas kami memunculkan beberapa pertanyaan yang ingin kami jawab melalui penelitian yang kami lakukan, yaitu :
1.Tema apakah yang paling disukai oleh murid TK Bhayangkari ?
2.Objek apakah yang paling disukai oleh murid TK Bhayangkari ?
Tujuan penelitian
1.Merangsang kreativitas anak.
2.Merangsang daya imajinasi anak.
3.Objek gambar yang paling diminati oleh anak TK Bhayangkari.
Alat dan bahan
1.Alat tulis :
- kertas hvs
-pensi
-penghapus
2.Kamera Handphone
3.Laptop
4.Reward :
-penghapus
-snack
Analisa Data
Metode yang kami gunakan adalah kami menyuruh murid-murid TK itu menggambar, dan kami memberikan kebebasan kepada mereka untuk menggambar apa saja sesuai dengan keinginan atau ketertarikan mereka.
Setelah itu kami mengklasifikasikan hasil gambar mereka berdasarkan jenis-jenis objeknya hingga didapatlah gambaran objek apa yang paling mereka minati.
Subjek penelitian
39 murid TK Bhayangkari Kelas B :
-19 murid laki-laki.
-20 murid perempuan
Time table perencanaan kegiatan
Kegiatan
|
April
|
Mei
|
Juni
| ||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
| ||
1.
|
Pemilihan tema
|
v
| |||||||||
2.
|
Penentuan judul
|
v
| |||||||||
3.
|
Diskusi metode pelaksanaan penelitian
|
v
| |||||||||
4.
|
Penyusunan pendahuluan dan landasan teori
|
v
| |||||||||
5.
|
Peninjauan lokasi
|
v
| |||||||||
6.
|
Pelaksanaan observasi
|
v
| |||||||||
7.
|
Penganalisaan data dan penarikan kesimpulan
|
v
| |||||||||
8.
|
Penyusunan laporan
|
v
| |||||||||
9.
|
Pembuatan Poster
|
v
| |||||||||
10.
|
Evaluasi
|
v
|
Kalkulasi biaya yang telah dikeluarkan dari perencanaan hingga evaluasi
-Pembelian kertas HVS : Rp. 35.000
-Pembelian Reward : Rp. 20.000
-Transportasi : Rp. 20.000
-Total : Rp.75.000
Pelaksanaan kegiatan
# Kamis, 19 April 2012
Kami melakukan diskusi untuk memilih tema dan mengambil lokasi di lingkungan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
# Kamis, 26 April 2012
Kami melakukan diskusi lanjutan untuk membahas judul penelitian, lalu dilanjutkan dengan pembahasan mengenai metode dan konsep-konsep penelitian yang ingin lakukan serta tentang apa saja yang akan dilakukan pada saat kegiatan observasi berlangsung.
# Rabu, 2 Mei 2012
Setelah selesai kuliah, kami melakukan peninjauan lokasi, yaitu ke TK Bhayangkari di daerah Batangkuis
# Kamis, 3 Mei 2012
Kami melakukan pembahasan tentang pendahuluan dan landasan teori yang hendak dipakai sebagai landasan dalam melakukan penelitian ini.
# Kamis, 10 Mei 2012
Pada pukul 08.30 WIB, kami berangkat dari kampus menuju ke lokasi observasi. Sebelum tiba di lokasi, kami membeli reward yang akan kami bagikan.
Pada pukul 09.15 WIB, kami tiba di lokasi. Lalu kami menemui Kepala TK tersebut untuk mengatakan bahwa kami siap melakukan observasi, setelah itu kami bertemu dengan wali kelas dari kelas yang siswanya akan kami observasi, tujuannya untuk menerangkan tentang mekanisme kegiatan yang akan dilakukan.
Pukul 09.30 WIB, kami melakukan ramah tamah dengan murid-murid TK tersebut.
Pukul 09.35 WIB, observasipun dimulai. Kami membagikan kertas HVS, kemudian sang wali kelas juga membagikan pensil dan penghapus kepada murid-murid tersebut. Setelah itu kami menyuruh mereka untuk menggambar dan kami membebaskan tema gambar karena kami ingin membiarkan mereka bebas berimajinasi serta agar sesuai dengan tujuan penelitian kami. Selama berlangsungnya proses menggambar, kami menghampiri setiap murid, hal inimenjadi mudah karena ruangan keasnya tidak terlalu besar. Kami mengajak mereka bicara, kami bertanya tentang apa yang mereka gambar dan kenapa mereka menggambar itu. Tak lupa kami selalu memberikan pujian kepada hal ini agar mereka merasa dihargai dan agar menambah semangat mereka.
Pukul 10.00 WIB, kegiatan menggambar kami akhiri. Setelah itu kami membagikan reward yang telah kami sediakan.
Pukul 10.05 WIB, bertepatan dengan jam mereka pulang kami masih berada di dalam ruangan kelas, sang wali kelas menyuruh murid-murid itu untuk menyalami kami.
Pukul 10.15 WIB, kami kembali menemui Kepala TK, kami menyamaikan bahwa observasi kami telah selesai sembari kami jelaskan pula tentang proses yang terjadi tadi. Setelah itu kami melakukan foto bersama dengan Kepala TK dan beberapa orang guru.
Pukul 10.35 WIB, kami kembali ke kampus.
Pukul 11.05 WIB, kami tiba di kampus namun karena ternyata tidak sesuai perkiraan, akhirnya kami tidak mengikuti perkuliahan Fisiologi.
# Senin, 14 Mei 2012
Setelah selesai kuliah Fisiologi, sekitar pukul 13.30 WIB, kami memeriksa hasil gambar mereka dan mulai mengkategorikan objek-objek gambar yang mereka buat. Setelah mengkategorikan hasil gambar mereka, kami mengakhiri diskusi.
# Kamis, 17 Mei 2012
Kami melanjutkan diskusi untuk melakukan penarikan kesimpulan.
# Minggu, 27 Mei 2012
Kami mulai melakukan penyusunan laporan kegiatan mini proyek ini. Mulai dari pengetikan pendahuluan, landasan teori dan semuanya sesuai dengan tata urutan yang ada.
Namun karena banyaknya tugas kuliah, akhirnya penyusunan inipun memakan waktu seminggu.
# Senin, 4 Juni 2012
Kami mulai membuat poster, untuk membuatnya kami menggunakan aplikasi Photoscape dan pembuatan poster ini membutuhkan waktu sehari.
# Selasa, 5 Juni 2012
poster telah diselesaikan, dan kami kembali mengecek laporan apakah terdapat kesalahan atau tidak, kemudian kami juga mengevaluasi kinerja kami, setelah semua selesai, kamipun memosting laporan ini di Blog.
# Selasa, 5 Juni 2012
poster telah diselesaikan, dan kami kembali mengecek laporan apakah terdapat kesalahan atau tidak, kemudian kami juga mengevaluasi kinerja kami, setelah semua selesai, kamipun memosting laporan ini di Blog.
Laporan
Pertama-tama kami mengkategorikan hasil gambar berdasarkan tema, maka kami mendapatkan tiga tema gambar, yaitu :
1.Lingkungan Rumah
Yaitu berkaitan dengan keadaan rumah dan halamannya.
2.Pemandangan
Yaitu berkaitan dengan keadaan alam pegunungan.
3.Campuran
Yaitu gambar yang mencampurkan beberapa objek sekaligus tanpa memperhatikan kondisi nyatanya.
Kemudian kami juga mendapatkan bermacam-macam objek gambar , seperti :
1.Rumah
2.Manusia
3.Gunung
4.Kartun ( spongebob squerpants )
5.Matahari/bulan
6.Hewan ( ubur-ubur )
7.Tumbuhan ( bunga dan pohon )
8.Kendaraan ( mobil )
9.Bentuk abstrak ( bentuk tidak beraturan )
10.Benda ( bendera, layang-layang )
Setelah itu kami menghitung frekuensi kemunculan masing-masing tema dan masing-masing objek gambar.
Maka didapatlah datanya sebagai berikut :
1. Dari 39 gambar, berikut ini adalah frekuensi tema yang ada.
No
|
Tema
|
Frekuensi pada keseluruhan hasil gambar
|
1.
|
Pemandangan
|
11
|
2.
|
Lingkungan rumah
|
18
|
3.
|
Campuran
|
10
|
2. Dari 39 gambar, berikut ini adalah frekuensi kemunculan objek gambar.
No
|
Objek
|
Frekuensi kemunculan pada keseluruhan hasil gambar
|
1.
|
Matahari
|
37
|
2.
|
Rumah
|
34
|
3.
|
Manusia
|
15
|
4.
|
Gunung
|
14
|
5.
|
Kartun
|
6
|
6.
|
Hewan
|
2
|
7.
|
Tumbuhan
|
27
|
8.
|
Kendaraan
|
3
|
9.
|
Abstrak
|
8
|
10.
|
Benda
|
2
|
3. Kami juga menghitung frekuensi pemilihan tema berdasarkan jenis kelamin.
Lingkungan rumah
No.
|
Jenis Kelamin
|
Frekuensi
|
1.
|
Laki-laki
|
9
|
2.
|
Perempuan
|
9
|
Campuran
No.
|
Jenis Kelamin
|
Frekuensi
|
1.
|
Laki-laki
|
5
|
2.
|
Perempuan
|
5
|
Pemandangan
No.
|
Jenis Kelamin
|
Frekuensi
|
1.
|
Laki-laki
|
5
|
2.
|
Perempuan
|
6
|
Kesimpulan
Berdasarkan data-data di atas, untuk 39 murid kelas B TK. Bhayangkari Batangkuis, kami mengambil 3 kesimpulan, yaitu :
#Tema yang paling disukai/diminati oleh murid (berdasarkan urutan) adalah :
1. Lingkungan Rumah : 18 Pemilih
2. Pemandangan : 11 Pemilih
3. Campuran : 10 Pemilih
# Objek gambar yang paling disukai/diminati oleh murid (berdaarkan urutan) adalah :
1. Matahari : 37 Kemunculan
2. Rumah : 34 Kemunculan
3. Tumbuhan : 27 Kemunculan
4. Manusia : 15 Kemunculan
5. Gunung : 14 Kemunculan
6. Abstrak : 8 Kemunculan
7. Kartun : 6 Kemunculan
8. Kendaraan : 3 Kemunculan
9. Benda : 2 Kemunculan
10. Hewan : 2 Kemunculan
# Pada setiap tema terdapat kesamaan jumlah pemilih, contohnya jumlah murid laki-laki yang memilih tema lingkungan rumah ada 9 orang, hal ini sama dengan jumlah murid perempuan yang memilih tema lingkungan rumah, yaitu juga 9 orang. Demikian pula kejadiannya pada dua tema lainnya.
Kesimpulan di atas tentunya telah menjawab 2 pertanyaan yang kami munculkan pada akhir pembahasan landasan teori, yaitu :
•Tema pakah yang paling disukai oleh murid TK Bhayangkari (Kelas B) ?
Jawabannya adalah :
1.Lingkungan Rumah
2.Pemandangan
3.Campuran
•Objek apakah yang paling diminati oleh murid TK Bhayangkari (Kelas B) ?
Jawabannya adalah :
1.Matahari
2.Rumah
3.Tumbuhan
4.Manusia
5.Gunung
6.Abstrak
7.Kartun
8.Kendaraan
9.Benda
10.Hewan
Evaluasi
No.
|
Kegiatan
|
Tanggal Perencanaan
|
Tanggal Pelaksanaan
|
1.
|
Pemilihan tema
|
Minggu I April
|
Minggu III April
|
2.
|
Penentuan judul
|
Minggu I April
|
Minggu IV April
|
3.
|
Diskusi metode pelaksanaan penelitian
|
Minggu II April
|
Minggu IV April
|
4.
|
Penyusunan pendahuluan dan landasan teori
|
Mingu III April
|
Minggu I Mei
|
5.
|
Peninjauan lokasi
|
Minggu IV April
|
Minggu I Mei
|
6.
|
Pelaksanaan observasi
|
Minggu I Mei
|
Minggu II Mei
|
7.
|
Penganalisaan data dan penarikan kesimpulan
|
Minggu II Mei
|
Minggu III Mei
|
8.
|
Penyusunan laporan
|
Minggu III Mei
|
Minggu IV Mei
|
9.
|
Pembuatan Poster
|
Minggu IV Mei
|
Minggu I Juni
|
10.
|
Evaluasi
|
Minggu IV Mei
|
Minggu I Juni
|
Poster
Testimonial Anggota
Saya merasa dengan adanya tugas mini proyek yang diberikan oleh ibu Dina, membuat saya mendapat pengalaman baru yang sangat penting didalam dunia perkuliahan kedepannya. Dalam mengerjakan tugas mini proyek ini saya dan teman satu kelompok banyak mendapatkan masalah-masalah, namun karena kerja sama yang bagus kami akhirnya bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dan saya yakin pengalaman ini pasti akan sangat berguna bagi kami, dan semoga kemampuan kami dapat semakin berkembang dengan adanya mini proyek ini. Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Filia Dina Anggaraeni sebagai dosen pengampu, dan juga kepada semua yang telah terlibat di dalam pembuatan mini proyek ini. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih.
Bagi saya tugas mini proyek ini merupakan tantangan baru bagi saya. Menurut saya tugas ini sangat berguna, karena dengan adanya tugas ini kami jadi mulai berlatih untuk melakukan penelitian, sebagaimana kita ketahui bahwa menjadi mahasiswa psikologi tentunya akan sering berhubungan dengan penelitian. Melalui tugas mini proyek ini kami juga mendapatkan pengalaman lapangan yangmana kami terjun langsung ke tempat observasi, dan hal ini sangat menyenangkan bagi saya, kami jadi bisa berinteraksi secara langsung dengan murid-murid TK tersebut, mengajak mereka bicara, dan saling bercanda dengan mereka. Dan saya menyadari bahwa mini proyek ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya juga mengharapkan kritik dan saran. Dan tak lupa saya juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Filia Dina Anggaraeni sebagai dosen pengampu, kepada TK Bhayangkari Batangkuis yang telah bersedia menjadi objek mini proyek kami, dan kepada semua pihak-pihak yang telah terlibat dalam mini proyek ini. Sekian dan terimakasih.
Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Filia Dina Anggaraeni yang telah memberikan kesempatan untuk mengerjakan tugas mini proyek ini. Dan tak lupa saya juga mengucapkan terima kasih kepada para staff pengajar TK Bhayangkari Batangkuis yang telah bersedia bekerjasama dan memfasilitasi tugas proyek mini ini. Dan yak lupa saya berterima kasih kepada teman-teman satu kelompok saya yang telah bersedia mencurahkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk sama-sama menyelesaikan tugas mini proyek ini. Menurut saya, dengan adanya tugas mini proyek ini, sangat bermanfaat bagi mahasiswa, guna meningkatkan kreativitas mahasiswa. Banyak hal positif yang bisa diambil dari tugas mini proyek ini, seperti kami belajar untuk melakukan penelitian, belajar melakukan observasi, belajar bagaimana bekerjasama dengan teman-teman satu kelompok. Berkaitan dengan topik yang diambil, kami menjadi lebih tahu bagaimana situasi belajar-mengajar pada pendidikan anak prasekolah, khususnya pada TK yang kami observasi. Selain itu, banyak hal-hal yang menarik yang kami temukan, seperti bertemu dan berinteraksi dengan anak-anak TK yang lucu-lucu, dan sikap dari para pengajar yang rela mengajar dengan sepenuh hati dan dengan penuh kasih sayang. Semua ini akan kami jadikan pengalaman, dan pengalaman ini akan kami jadikan sebagai pelajaran yang sangat berarti guna menghadapi situasi perkuliahan selanjutnya..sekian dan terima kasih
Daftar Pustaka
Susilowati . 2010 . Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar Pada Anak Didik Kelompok B TK Bhayangkari 68 Mondokan . Skripsi . Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta . Diterbitkan
Dokumentasi
Demikianlah laporan mini proyek ini kami sampaikan semoga bermanfaat dalam menambah wawasan teman-teman sekalian. :)
Spesial Terimakasih kepada :
1.Tuhan Yang Maha Esa
2.Dosen Pengampu : Ibu Filia Dina Anggaraeni
3.TK Bhayangkari Batangkuis
Langganan:
Postingan (Atom)