Anak Prasekolah belajar untuk mendapatkan pengetahuan tentang diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka
1. Belajar dengan Meniru
Seorang anak prasekolah itu seperti karet busa (spon), yang menyerap setiap tetes informasi yang ditemuinya, dan kemampuan untuk mengikuti contoh sangat mengagumkan. Anak prasekolah belajar banyak dari prilaku mereka dengan mengamati dan meniru orang-orang disekitar mereka. Anak prasekolah belajar cara berprilaku dan berinteraksi dengan orang lain dengan mencontoh orang-orang disekitarnya. Mereka juga mempelajari sikap, nilai, preferensi pribadi dan beberapa kebiasaan dengan mengikuti contoh yang mereka lihat.
Orang tua memiliki dampak langsung terhadap proses belajar anak, karena orang tua adalah guru pertama bagi anak maka pikirkan prilaku Kita secara hati-hati. Apa yang Kita katakan dan lakukan di depan Anak akan membentuk pikirannya. Kita menyukai nya atau tidak, kita adalah contoh terpenting baginya, jadilah teladan yang baik untuk anak.
Selain Orang Tua, Guru lingkungan, TV sangat memberikan pengaruh yang kuat pada anak. Oleh karena itu pilihlah lingkungan, tontonan yang baik untuk anak.
2. Belajar melalui eksperimen
Cara lain bagi anak prasekolah untuk belajar adalah dengan mengalami hal-hal yang ada disekitar mereka. Anak prasekolah mengeksplorasi setiap hal yang dapat mereka sentuh, lihat, dengan cium, rasakan dan lakukan. Mereka bereksperimen sementara mereka bereksplorasi. kehidupan anak sekolah dipenuhi dengan uji coba dan “bagaimana jika”. “Apa yang terjadi jika saya lakukan ini ?” Apa yang terjadi jika saya mengatakan “Kamu bodoh ” ?
Banyak prilaku anak prasekolah adalah hasil dari kebutuhan alamiah mereka untuk menguji batas-batas dan mempelajari cara kerja dunia di sekita mereka secara spesifik, bagaimana Anda akan bereaksi. Reaksi Anda pada anak prasekolah akan menjadi pelajaran dan akan membentuk kepribadian dan sikap mereka dan ini bersifat permanen. Ajarkan anak Anda tentang prilaku yang bernilai dengan mendorongnya dan apa yang tidak bernilai dengan sikap tidak menyerah.
3. Belajar melalui Integrasi
Sementara otak seorang anak prasekolah berkembang, terbentuklah sambungan-sambungan baru di dalam otaknya yang didasari proses belajar dan pengalaman. Anak prasekolah menggabungkan yang sudah mereka pelajari dengan mengikuti contoh dengan yang mereka pelajari lewat eksperimen dan eksplorasi untuk membentuk informasi baru, singkatnya mereka mulai berfikir untuk diri mereka sendiri.
Pada usia sekitar 3 tahun, anak-anak mulai menggunakan apa yang sudah dipelajari untuk membuat genelarisasi. Tingkat pemahaman yang baru ini lalu dialihkan dan dimanfaatkan dalam situasi baru dan digunakan untuk memecahkan masalah baru.
Mulailah dengan menyadari apa yang dipelajari anak Anda dan bagaimana mereka berprilaku. Perhatikan apa yang mereka lakukan dan dengarkan apa yang mereka katakan. Tuntun proses penemuan ini. Tunjukkan hal-hal yang mereka l;akukan dengan baik untuk mendorong dan memberikan umpan balik yang positif, beritahukan mereka jika sudah di jalur yang benar. Dukung proses mempelajari sesuatu yang baru atau persiapkan anak Anda untuk situasi yang sulit dengan mengulang penngalaman keberhasilan sebelumnya.
4. Fantasi dan Khayalan
Orang dewasa menggunakan fantasi sebagai cara untuk melarikan diri dari dunia nyata, sementara anak pra sekolah menggunakan fantasi sebagai cara untuk memahami dunia nyata. Anak prasekolah menggunakan fantasi dan bermain pura-pura untuk terbenam dan menghubungkan diri dengan realitas dimana mereka akan menjadi bagian darinya. Kita menyebutnya “khayalan” . Mereka berpura-pura menjadi ibu, ayah, nenek, guru dan dokter karena mereka adalah orang-orang dewasa yang mereka kenal dan mereka ingin seperti mereka. Berpura-pura menjadi orang dewasa memberikan perasaan akan kemampuan dan kekuasaan dalam diri anak pra sekolah; mereka merasa sudah dewasa.
5. Belajar Melalui Cerita
Anak prasekolah dapat belajar banyak dengan mendengarkan cerita yang sebenarnya maupun fantasi . membaca untuk anak adalah kegiatan yang berharga yang menciptakan ikatan dan memberikan saat-saat spesial di antara Anda berdua, sambil juga mengembangkan minat baca yang akan berlangsung seumur hidup. Ketika Anda membacakan cerita untuk anak, Anda mendorong ketrampilan kognitif dan bahasa. Buku memperluas dunia anak dengan memberikan informasi dan pemahaman tentang hal-hal yang belum pernah dialaminya secara langsung.
Denga membaca cerita tentang anak-anak lain yang memiliki situasi serupa, Anda membantu anak menyelami pikiran dan perasaannya. Ketika menggunakan cerita untuk mengajar , anak dapat belajar bagaimana memperkirakan konsekwensi dari melakukan pilihan yang baik dan pilihan yang buruk. Membaca untuk anak dapat membantu Anda mengajarkan bagaimana berprilaku.
1. Belajar dengan Meniru
Seorang anak prasekolah itu seperti karet busa (spon), yang menyerap setiap tetes informasi yang ditemuinya, dan kemampuan untuk mengikuti contoh sangat mengagumkan. Anak prasekolah belajar banyak dari prilaku mereka dengan mengamati dan meniru orang-orang disekitar mereka. Anak prasekolah belajar cara berprilaku dan berinteraksi dengan orang lain dengan mencontoh orang-orang disekitarnya. Mereka juga mempelajari sikap, nilai, preferensi pribadi dan beberapa kebiasaan dengan mengikuti contoh yang mereka lihat.
Orang tua memiliki dampak langsung terhadap proses belajar anak, karena orang tua adalah guru pertama bagi anak maka pikirkan prilaku Kita secara hati-hati. Apa yang Kita katakan dan lakukan di depan Anak akan membentuk pikirannya. Kita menyukai nya atau tidak, kita adalah contoh terpenting baginya, jadilah teladan yang baik untuk anak.
Selain Orang Tua, Guru lingkungan, TV sangat memberikan pengaruh yang kuat pada anak. Oleh karena itu pilihlah lingkungan, tontonan yang baik untuk anak.
2. Belajar melalui eksperimen
Cara lain bagi anak prasekolah untuk belajar adalah dengan mengalami hal-hal yang ada disekitar mereka. Anak prasekolah mengeksplorasi setiap hal yang dapat mereka sentuh, lihat, dengan cium, rasakan dan lakukan. Mereka bereksperimen sementara mereka bereksplorasi. kehidupan anak sekolah dipenuhi dengan uji coba dan “bagaimana jika”. “Apa yang terjadi jika saya lakukan ini ?” Apa yang terjadi jika saya mengatakan “Kamu bodoh ” ?
Banyak prilaku anak prasekolah adalah hasil dari kebutuhan alamiah mereka untuk menguji batas-batas dan mempelajari cara kerja dunia di sekita mereka secara spesifik, bagaimana Anda akan bereaksi. Reaksi Anda pada anak prasekolah akan menjadi pelajaran dan akan membentuk kepribadian dan sikap mereka dan ini bersifat permanen. Ajarkan anak Anda tentang prilaku yang bernilai dengan mendorongnya dan apa yang tidak bernilai dengan sikap tidak menyerah.
3. Belajar melalui Integrasi
Sementara otak seorang anak prasekolah berkembang, terbentuklah sambungan-sambungan baru di dalam otaknya yang didasari proses belajar dan pengalaman. Anak prasekolah menggabungkan yang sudah mereka pelajari dengan mengikuti contoh dengan yang mereka pelajari lewat eksperimen dan eksplorasi untuk membentuk informasi baru, singkatnya mereka mulai berfikir untuk diri mereka sendiri.
Pada usia sekitar 3 tahun, anak-anak mulai menggunakan apa yang sudah dipelajari untuk membuat genelarisasi. Tingkat pemahaman yang baru ini lalu dialihkan dan dimanfaatkan dalam situasi baru dan digunakan untuk memecahkan masalah baru.
Mulailah dengan menyadari apa yang dipelajari anak Anda dan bagaimana mereka berprilaku. Perhatikan apa yang mereka lakukan dan dengarkan apa yang mereka katakan. Tuntun proses penemuan ini. Tunjukkan hal-hal yang mereka l;akukan dengan baik untuk mendorong dan memberikan umpan balik yang positif, beritahukan mereka jika sudah di jalur yang benar. Dukung proses mempelajari sesuatu yang baru atau persiapkan anak Anda untuk situasi yang sulit dengan mengulang penngalaman keberhasilan sebelumnya.
4. Fantasi dan Khayalan
Orang dewasa menggunakan fantasi sebagai cara untuk melarikan diri dari dunia nyata, sementara anak pra sekolah menggunakan fantasi sebagai cara untuk memahami dunia nyata. Anak prasekolah menggunakan fantasi dan bermain pura-pura untuk terbenam dan menghubungkan diri dengan realitas dimana mereka akan menjadi bagian darinya. Kita menyebutnya “khayalan” . Mereka berpura-pura menjadi ibu, ayah, nenek, guru dan dokter karena mereka adalah orang-orang dewasa yang mereka kenal dan mereka ingin seperti mereka. Berpura-pura menjadi orang dewasa memberikan perasaan akan kemampuan dan kekuasaan dalam diri anak pra sekolah; mereka merasa sudah dewasa.
5. Belajar Melalui Cerita
Anak prasekolah dapat belajar banyak dengan mendengarkan cerita yang sebenarnya maupun fantasi . membaca untuk anak adalah kegiatan yang berharga yang menciptakan ikatan dan memberikan saat-saat spesial di antara Anda berdua, sambil juga mengembangkan minat baca yang akan berlangsung seumur hidup. Ketika Anda membacakan cerita untuk anak, Anda mendorong ketrampilan kognitif dan bahasa. Buku memperluas dunia anak dengan memberikan informasi dan pemahaman tentang hal-hal yang belum pernah dialaminya secara langsung.
Denga membaca cerita tentang anak-anak lain yang memiliki situasi serupa, Anda membantu anak menyelami pikiran dan perasaannya. Ketika menggunakan cerita untuk mengajar , anak dapat belajar bagaimana memperkirakan konsekwensi dari melakukan pilihan yang baik dan pilihan yang buruk. Membaca untuk anak dapat membantu Anda mengajarkan bagaimana berprilaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar